Berkomunikasi secara ilmiah tentu berbeda dengan komunikasi keseharian atau pada forum diskusi/ngobrol biasa. Komunikasi meliputi penulisan karya ilmiah dan presentasi hasil penelitian secara ilmiah, baik dalam bahasa Indonesis maupun dalam bahasa Inggris.
Seorang mahasiswa selama perkuliahan akan diminta untuk menulis laporan praktikum, lapaoran penelitian atau skripsi, mempresentasikan hasil penelitianya di forum seminar, hingga menerbitkan hasil penelitiannya di jurnal ilmiah. Mahasiswa yang kreatif juga bisa menuliskan esei ilmiah populer yang diterbitkan di surat kabar atau majalah umum.
Cobalah buat suatu tulisan, lebih kurang tiga paragraf atau satu halaman A4 spasi ganda, mengenai topik apa saja seputar bidang ilmu yang anda pelajari saat ini dan yang yang menjadi minat anda untuk anda teliti nanti. Silakan menuliskannya di kolom komentar dibawah ini, insyaAllah akan saya komentari. Terima kasih.
82 komentar
Comments feed for this article
September 3, 2008 pada 6:12 am
Lise Yusanti
Tuberkulosis pada Anak harus Dicegah
Tahukah Anda mengenai penyakit Tuberkulosis ?
Tuberkulosis merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Penyakit ini adalah penyebab kematian terbesar di dunia, dengan 8 juta kasus baru per tahun, 3 juta kasus mati per tahun, dan 20-40% populasi terinfeksi. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis, yang bersifat aerob, tidak tahan terhadap sinar ultraviolet, serta menyerang organ paru-paru.
Tuberkulosis yang terjadi pada anak merupakan suatu permasalahan khusus. Hal ini disebabkan oleh karena gejala tuberkulosis pada anak seringkali tidak khas dan penentuan diagnosisnya sulit. Seringkali terjadi overdiagnosis sehingga mengakibatkan overtreatment. Penularan tuberkulosis pada anak bisa terjadi melalui pasien dewasa, tuberkulosis paru aktif, batuk, bersin, bicara, menyanyi, dll. Oleh karena itu, hindarkanlah anak-anak dari lingkungan orang dewasa yang menderita penyakit ini.
Gejala yang timbul pada anak penderita tuberkulosis antara lain demam, anoreksia, terjadi penurunan berat badan, malnutrisi, lemah, batuk kronik berulang, dan diare kronik berulang. Pencegahan penyakit tuberkulosis pada anak bisa dilakukan dengan melakukan imunisasi BCG, yang dapat membentuk imunitas spesifik dalam tubuh anak untuk melawan bakteri penyebab tuberkulosis. Pencegahan tuberkulosis pada anak harus dilakukan sejak dini agar kita tidak kehilangan generasi penerus bangsa akibat penyakit berbahaya ini.
September 3, 2008 pada 10:49 am
error2succes
Masuk Ramadhan harga melambung tinggi. Sebenarnya, hal itu tidak masalah ketika semua itu menggerakkan ekonomi umat. Artinya, setiap tahun dengan hadirnya Ramadhan posisi ekonomi umat di tengah percaturan global semakin kuat. Tapi ternyata kenyataannya tidak demikian. Kebanyakan umat Islam masih bergelimang himpitan kebutuhan ekonomi yang mendasar, produktifitas yang keteteran, dan penyakit mentalitas yang kronis. Harus kita akui, berkah Ramadhan dari sisi peningkatan rupiah lepas dari kita. Padahal Ramadhan itu original milik umat Islam. Bukankah itu menunjukkan kita kebobolan 0-1.
Ditengah struktur ekonomi yang tidak memihak, malah konsumsinya meningkat berlipat-lipat. Hakikat puasa sebagai metode menahan hawa nafsu seolah-olah terbantahkan dengan arus konsumsi yang gila-gilaan. Sekali lagi, ini tidak menjadi masalah ketika input yang spesial untuk menyambut bulan spesial ini melahirkan output yang spesial juga. Hasil akhirnya adalah semakin banyak orang Islam yang berIslam dengan baik, keshalehan umat ini semakin kental, penolakan kepada kemaksiatan semakin berbondong-bondong dan solid, dsb. Tapi ternyata kenyataannya tidak demikian. Sebagai suatu komunitas, kaum muslim ternyata didukung atas individu yang masih lemah keberagamaannya. Ketika dilakukan tes baca Al-Qur’an pada suatu sampel ternyata di atas 50% bermasalah. Sangat disayangkan, ditengah konsumsi untuk pemuasan duniawi digelontorkan sebagai berkah dari Ramadhan, kembali umat ini tidak bisa mengambil manfaat untuk meningkatkan ruhiyahnya. Padahal Ramadhan itu original milik umat Islam. Bukankah itu menunjukkan kita kebobolan 0-2.
Yang lebih menyedihkan lagi, ketika kita sudah kebobolan 0-2, ternyata kita sambut Ramadhan ini dengan penurunan kerja-kerja kita. Rasanya seperti argumen yang benar ketika masuk bulan Ramadhan kita menghormatinya dengan mengurangi jam kerja. Masuk boleh agak siang dan pulang boleh agak lebih cepat. Namanya juga bulan Ramadhan. Kembali itu tidak menjadi masalah ketika kita menjadi lebih sibuk mencari ilmu dan menambah ’amal kebaikan. Tapi kenyataannya hanya menambah jam tidur, waktu istirahat, kesempatan berleha-leha, mencari cara untuk mengisi waktu biar tidak terasa puasanya, dsb. Maka yang muncul adalah budaya ngabuburit. Yang tema utamanya melakukan kegiatan yang bisa melupakan kalau kita lagi mengalami hal berat, yakni berpuasa. Padahal Rasulullah sendiri menandai Ramadhan ini dengan kemenangan Badar. Sebuah kemenangan perang yang fenomenal. Artinya puncak aktifitas ada di sana. Badar sendiri dimulai dari motivasi penguasaan ekonomi yang diperluas menjadi penguasaan kebenaran atas kebathilan. Tentu saja kegemilangan seperti itu tidak bisa kita raih dengan mental kerja yang biasa atau bahkan diturunkan kadarnya.
September 12, 2008 pada 3:05 pm
ardhaapriyanto
Tahukah anda mengapa oralit penting bagi penderita diare ?
Diare pada dasarmya dapat didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya, yaitu lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinis dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri dan diare persisten. Pada umumnya diare akut disebabkan oleh infeksi virus (40-60%). Hanya 10% disebabkan bakteri. Pemberian Oralit merupakan tindakan awal yang sangat berguna untuk mengembalikan cairan dan elektrolit yang hilang dan mencegah timbulnya dehidrasi. Mekanisme diare , ada yang bersifat sekretorik dan ada yang bersifat osmotic.
Diare sekretorik biasanya disebabkan abnormalitas baik absorpsi maupun sekresi elektrolit. Diare sekretori secara normal berhubungan dengan meningkatnya cAMP intraselular. Meningkatnya cAMP disebabkan oleh rangkaian kejadian yang dimulai dengan adanya molekul penanda. Sesudah molekul penanda mengkomplekskan permukaan reseptor sel, suatu G-protein diaktivasi ke dalam membran sel dan memproduksi cAMP, meningkatnya cAMP menghambat absorpsi NaCl dan menstimulasi sekresi klorida tanpa merubah mekanisme transport lainnya. Hal ini membuat toksin yang labil dalam keadaan panas seperti basil kolera, menyebabkan diare dengan meningkatnya cAMP intraselular tanpa merusak mukosa. Jalur penanda melalui protein spesifik ini sangatlah spesifik, sehingga hidrasi dapat dipertahankan dengan pemberian larutan Natrium Glukosa, dimana melalui jalan lain hal ini tidak dipengaruhi.
Diare osmotik dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan osmotik. Keseimbangan osmotik mempengaruhi cairan intraseluler (ICF) dan menyangkut bertambahnya / kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif tidak seimbang. Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat berubah tanpa disertai perubahan yang jelas dari jumlah total dari partikel-partikel yang aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan perubahan komposisional. Gangguan osmotik umumnya berkaitan dengan hiponatremia dan hipernatremia. Kekurangan volume cairan (ECF) atau hipovolemia didefinisikan sebagai kehilangan cairan tubuh isotonik seringkali diistilahkan dehidrasi yang seharusnya dipakaiuntuk kondisi kehilangan air murni yang relatif mengakibatkan hipernatremia.
Campuran garam (NaCl) dan glukosa ini dinamakan Oral rehydration Salt (ORALIT). Mekanisme untuk pengobatannya adalah dengan memberikan cairan isotonik yang seimbang antara glukosa dan garamnya (NaCl). Absorpsi ikatan glukosa-natrium akan terjadi dan ini akan diikuti dengan absorpi air dan elektrolit lain. Proses ini akan mengoreksi kehilangan air dan elektrolit pada diare.
Kombinasi gula dan garam dapat diserap baik oleh usus penderita diare, karena ion natrium merupakan ion yang berfungsi allosterik (berhubungan dengan penghambatan enzim karena bergabung dengan molekul lain). Selain itu larutan garam mampu meningkatkan pengangkutan dan meninggikan daya absorpsi gula melalui membran sel. Gula dalam larutan NaCl (garam dapur) juga berkhasiat meningkatkan penyerapan air pada dinding usus secara kuat (25 kali dari biasanya), sehingga proses dehidrasi dapat dikurangi. Oleh karena itu baik diare sekretorik ataupun osmotik dapat diobati dengan Oralit ini.
September 15, 2008 pada 3:19 am
Nailulkamal Djamas (10605043)
Tanaman Obat dan Usaha Meningkatkan Kesehatan Nasional
Pernahkah Anda mengkonsumsi obat tradisional untuk mengurangi dampak suatu penyakit atau hanya untuk memelihara kesehatan? Jika pernah, berarti Anda sudah turut serta di dalam melestarikan peninggalan leluhur bangsa dan meningkatkan tingkat kesehatan nasional. Obat tradisional merupakan obat asli Indonesia yang bahan bakunya berasal dari makhluk hidup dan memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh. Obat tradisional biasanya berbentuk ramuan jamu namun ada juga yang sudah dalam bentuk serbuk dan kapsul. Sebagian besar obat tradisional berasal dari tanaman yang tumbuh di Indonesia. Tanaman yang memiliki khasiat untuk mengurangi dampak suatu penyakit tertentu disebut tanaman obat.
Tanaman obat terdiri atas berbagai macam jenis tanaman dan memiliki khasiat tertentu. Beberapa contoh dari tanaman obat yang ada di Indonesia adalah Kunyit (Curcuma domesticae Val.), Jahe Merah (Zingiber officinale (Willd.) Rosc. var. Rubrum) dan Jambu Biji (Psidium guajava L.).
Kunyit dan Jahe Merah berasal dari famili Zingiberaceae dan memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai pereda nyeri dan encok. Rimpang Kunyit dapat digunakan untuk meredakan nyeri karena mengandung senyawa kurkumin. Sedangkan, rimpang Jahe Merah dapat digunakan untuk meredakan nyeri karena mampu meningkatkan proses oksigenasi asam arakhidonat, yaitu senyawa yang menyebabkan nyeri.
Jambu Biji berasal dari famili Myrtaceae dan dapat digunakan untuk mengurangi gangguan pada saluran pencernaan. Daun jambu biji berfungsi sebagai antidiare. Ekstrak air dari daun Jambu Biji memiliki efek antidiare melalui tiga aktivitas yaitu antiamoeba, antibakteri dan antispasmodik. Ekstrak etanol daun Jambu Biji juga menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap enterobacteria.
Tanaman obat dapat digunakan oleh semua orang, mulai dari anak – anak hingga dewasa. Dahulu, ketika anak – anak sedang sakit diare, para orang tua biasanya memberikan air rendaman Jambu Biji untuk mengurangi dampak dari sakit diare itu. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebenaran khasiat tanaman obat biasanya didapatkan secara empiris atau melalui pengalaman. Pengalaman – pengalaman tersebut kemudian dicatat oleh generasi pendahulu dan diturunkan kepada generasi penerus. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus hendaknya terus mempertahankan dan mengembangkan penggunaan obat tradisional agar kebudayaan bangsa tetap terjaga dan bangsa kita dapat menjadi bangsa yang lebih sehat.
September 15, 2008 pada 3:42 am
Tera D.K (10605054)
BUDIDAYA IKAN LELE
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan yang dikonsumsi di Indonesia. Dengan bertambahnya penduduk Indonesia maka kebutuhan makanan juga semakin meningkat. Karena ikan lele termasuk ikan konsumsi maka kebutuhannya juga meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan itu maka dilakukan teknik budidaya. Budidaya yang dilakukan masyarakat dimulai dengan budidaya secara tradisional. Budidaya tradisional ini ditandai dengan proses pemeliharaan yang tidak teratur. Pemeliharan tidak teratur contohnya pemberian makan yang tidak teratur, makanan yang diberikan seadanya. Budidaya tradisional ini biasanya dilakukan dikolam-kolam peekarangan rumah yamg jumlahnya hanya satu kolam.
Budidaya secara tradisional ini ternyata belum mampu mencukupi kebutuhan, maka dikembangkan budidaya secara modern. Budidaya secara modern ini ditandai dengan proses pemeliharan yang teratur. Pemeliharaan teratur , misalnya pemberian makan yang teratur, jenis makanan yang diberikan memang khusus makanan ikan lele, Ketika ikan terkena penyakit maka diberikan obat untuk menyembuhkannya. Vaksin jugadiberikan untuk mencegah ikan terserang penyakit secara masal. Budidaya secara modern bisanya dilakukan di kolam yang ukuran lebih besar atau ukurannya kecil tapi jumlahnya banyak.
September 16, 2008 pada 4:19 am
Adrito Pranandria
Anesthesia Awareness
“Setiap tahun, lebih dari 21.000.000 orang menerima anestesi umum. Kebanyakan tertidur dengan damai. Mereka tidak mengingat apapun. Akan tetapi 30.000 dari pasien ini tidak begitu beruntung. Mereka menemukan diri mereka tidak dapat tertidur. Terjebak dalam sebuah fenomena yang dikenal sebagai anesthesia awareness. Korban-korban ini sepenuhnya lumpuh. Mereka tidak dapat berteriak untuk meminta pertolongan. Mereka masih terbangun.”
– Dikutip dari film “Awake” –
Dapatkah Anda bayangkan jika Anda merupakan salah satu dari beberapa pasien yang mengalami anesthesia awareness (kesadaran anestesi)? Ternyata cerita yang diangkat dalam film “Awake” tersebut bukan hanya sekedar fiksi, dalam dunia nyata anesthesia awareness memang terjadi.
Anesthesia awareness terjadi selama anestesi umum (general anesthesia) ketika pasien tidak mendapatkan anestetik (analgesik) yang cukup untuk mencegahnya mengalami kesadaran selama operasi berlangsung. Di Amerika, anesthesia awareness terjadi pada 20.000-40.000 pasien dari 20.000.000 operasi setiap tahunnya.
Pasien sendiri dapat merasakan sakit atau tekanan dari operasi, mendengar percakapan, atau merasa seakan sulit bernafas, akan tetapi pasien tidak dapat mengkomunikasikannya karena pasien telah diberi paralitik (muscle relaxant). Pada kasus anesthesia awareness, 42% pasien merasakan sakitnya proses operasi, 94% mengalami kepanikan atau ketegangan, dan 70% mengalami gejala psikologis berkepanjangan. Juga tidak sedikit yang mengalami post traumatic stress disorder, yang memicu kepada efek pasca berkepanjangan, seperti: mimpi buruk, flashback, insomnia, dan pada beberapa kasus bahkan sampai bunuh diri.
Terdapat beberapa faktor resiko, yaitu:
1. Human error; termasuk di dalamnya yaitu: dosis obat anestesi (anestetik) yang tidak cukup, pengawasan yang kurang, dan staf medis yang belum berpengalaman.
2. Fisiologi pasien; beberapa pasien lebih resisten terhadap efek dari anestetik dibanding pasien lainnya. Usia yang lebih muda, kelebihan berat badan, merokok, atau penggunaan jangka panjang dari obat-obatan tertentu (alkohol, amfetamin) dapat meningkatkan dosis anestetik yang dibutuhkan untuk menghasilkan ketidaksadaran.
Pencegahan terjadinya anesthesia awareness pada pasien dapat dilakukan, diantaranya dengan menggunakan personel terlatih (dalam hal ini dokter anestesi), melakukan prosedur pelaksanaan anestesi secara profesional, pengawasan yang baik, dan pemeriksaan yang hati-hati terhadap obat-obatan, dosisnya, serta peralatan anestesi yang digunakan.
(Adrito Pranandria, 10605061)
September 16, 2008 pada 4:39 am
Eka Widayati (10605075)
Karakterisasi merupakan salah satu kegiatan penting yang dilakukan dalam rangka pengelolaan plasma nutfah. Dari kegiatan kerja praktek yang saya lakukan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor, saya mengetahui bahwa terjadi perbedaan karakter yang signifikan pada tanaman yang ditanam pada ketinggian yang berbeda. Dalam hal ini, tanaman obat yang diamati yaitu kumis kucing (Orthosiphon sp.).
Tanaman yang termasuk dalam suku Lamiaceae ini sudah banyak dikenal masyarakat sebagai tanaman herbal yang dapat mengobati diabetes jika dikombinasi dengan tanaman sambiloto (Andrographis paniculata). Kegunaan lainnya antara lain sebagai obat diuretik, penyakit ginjal, dan jika dikombinasi dengan Sonchus atau Barleria dapat mengobati penyakit nefritis, kencing batu, dan diabetes (Padua, et al., 1999).
Tanaman Kumis kucing tersebar di pulau Jawa dari dataran rendah hingga tinggi, namun ketinggian optimum untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500 -1.200 m dpl. Curah hujan yang dibutuhkan lebih dari 3.000 mm/tahun, suhu udara panas sampai sedang, sinar matahari penuh tanpa ternaungi, solum tanah tebal. Struktur tanah gembur dan subur serta kandungan humus yang tinggi. Tanaman ini biasa tumbuh liar sepanjang selokan atau dipakai sebagai tanaman pagar, bunganya menarik perhatian karena mempunyai benangsari dan putik yang panjang yang mencuat keluar sehingga menyerupai kumis kucing (Padua, et al., 1999).
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat perbedaan morfologi tanaman kumis kucing yang tumbuh di dataran tinggi Gunung Putri, Cipanas, dengan ketinggian rata-rata 1500 m dpl, dibandingkan dengan tanaman kumis kucing yang sama yang tumbuh di rumah kaca Balittro Bogor, dengan ketinggian rata-rata 300 m dpl. Perbedaan morfologi yang signifikan terutama pada tampilan warna dari tanaman kumis kucing. Tanaman kumis kucing yang tumbuh di dataran tinggi Cipanas memiliki warna yang lebih merah diakibatkan meningkatnya kandungan pigmen warna antosianin. Peningkatan kadar antosianin tersebut merupakan respon adaptif tanaman terhadap kondisi ekstrim seperti intensitas cahaya yang tinggi, kondisi tanah yang kering, juga temperatur dan kelembaban udara yang rendah.
Sullivan (2008) menyebutkan bahwa salah satu dari tiga fungsi antosianin adalah sebagai penyaring sinar UV (ultra violet) dan menghasilkan respon ketika terjadi pendedahan tanaman terhadap radiasi UV, melindungi tanaman dari kerusakan akibat cahaya matahari (sinar UV menyebabkan untai ganda material genetik pada DNA menjadi bertautan, yang pada akhirnya menghambat pembelahan sel dan proses produksi protein seluler). Selain perbedaan warna, terdapat perbedaan yang mencolok dari ukuran daun. Daun tanaman kumis kucing yang ditanam di dataran tinggi lebih kecil namun rimbun. Hal tersebut kemungkinan bermanfaat jika hal yang dibutuhkan dalam pengobatan adalah daunnya, namun belum penulis ketahui manfaat antosianin terhadap pengobatan untuk manusia.
Dari penjelasan di atas, jelas terlihat bahwa tanaman kumis kucing akan mengalami perbedaan morfologi ketika ditumbuhkan pada lingkungan yang berbeda terutama perbedaan ketinggian yang signifikan. Dengan mengetahui efek lingkungan terhadap tanaman, diharapkan kita memiliki pengalaman yang lebih dalam kegiatan bercocok tanam atau sekedar menanam tanaman hias di rumah, agar tanaman yang kita tangani tumbuh baik, sehat, dan bermanfaat.
September 17, 2008 pada 3:18 am
Hartati Sinaga (10605088)
SUKSESI HUTAN MANGROVE
Tumbuh dan berkembangnya suatu hutan dikenal dengan istilah suksesi hutan (forest succession). Hutan mangrove merupakan suatu contoh suksesi hutan pada lahan basah (wetland/hydrosere). Dengan adanya proses suksesi maka zonasi hutan mangrove tidak akan sama setiap saat, melainkan berubah/bergeser secara perlahan seiring waktu.
Suksesi hutan pada lahan basah dimulai dengan terbentuknya paparan lumpur (mudflat) yang berfungsi sebagai substrat hutan bakau. Substrat kemudian diinvasi oleh bakal biji jenis tertentu membentuk vegetasi pionir hutan bakau. Tanah yang dihanyutkan oleh aliran sungai, pasir yang terbawa arus laut, dan berbagai macam hancuran vegetasi akan terendapkan di antara perakaran vegetasi pionir mangrove. Seiring waktu, lumpur dalam hutan mangrove akan terakumulasi dan menambah luas/habitat untuk vegetasi. Pada saat bagian dalam hutan bakau (lokasi terbentuknya vegetasi pionir) mulai mengering dan menjadi tidak cocok lagi untuk pertumbuhan vegetasi pionir seperti Avicennia alba dan Rhizophora mucronata, bagian tersebut akan dimasuki oleh jenis lain misalnya Bruguiera sp. sehingga membentuk zona baru di bagian dalam mangrove. Hal ini terjadi terus-menerus dan mengakibatkan terbentuknya zona-zona vegetasi hutan mangrove.
Mangrove yang rusak parah setelah terkena tsunami akan memulai proses suksesinya kembali menjadi mangrove baru dengan struktur komunitas vegetasi yang dapat berbeda dengan mangrove sebelum tsunami. Hal ini bergantung pada besar kerusakan yang diakibatkan oleh tsunami dan kemampuan hutan melakukan suksesi secara bertahap.
September 17, 2008 pada 3:47 am
Lilyk Eka Suranny(10605001)
PEMANFAATAN SORGUM SEBAGAI BAHAN PANGAN DAN BAHAN BAKU BIOETANOL
Sorgum mempunyai potensi penting sebagai sumber karbohidrat bahan pangan, pakan dan bioetanol. Namun potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya karena adanya berbagai hambatan baik dari segi pemahaman akan manfaat sorgum maupun dari segi penerapan teknologi pembudidayaannya. Keadaan tersebut tercermin dari rendahnya produksi sorgum di Indonesia secara nasional bila dibandingkan dengan produksi dari beberapa negara di dunia.
Sorgum merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat. Kandungan nutrisi biji Sorgum terdiri atas: 83% karbohidrat, 3.5% lemak, dan 10% protein (atas dasar biji kering). Umur tanaman ini relatif pendek, yakni sekitar 100-110 hari, daya adaptasi lahan tinggi, dan biaya produksi rendah. Dibandingkan dengan tanaman serealia lainnya, sorgum lebih toleran terhadap kekeringan, hama, dan penyakit. Kelebihan lain dari sorgum adalah termasuk tanaman yang dapat tumbuh kembali setelah dipangkas saat panen (”ratoon”).
Konsumsi sorgum pada masyarakat Indonesia kebanyakan hanya untuk pakan ternak, padahal sebenarnya sorgum memiliki banyak spesies di antaranya adalah Sorgum bicolor dan Sorgum vulgare yang merupakan jenis sorgum yang layak dimakan manusia. Kandungan nutrisi sorgum tidak kalah dibanding dengan beras, jagung dan terigu yang menjadi makanan pokok bagi penduduk Indonesia. Sorgum yang digunakan untuk membuat etanol memanfaatkan bulir-bulirnya. Selain pada bulir/biji, batang sorgum juga dimanfaatkan untuk membuat etanol. Batangnya dihancurkan dan menghasilkan cairan manis yang kemudian difermentasi selanjutnya didistilasi untuk mendapatkan bioetanol.
September 17, 2008 pada 6:23 am
Leo Muhammad Taufik (10605058)
SPIRULINA “SANG ALGA PENYEMBUH PENYAKIT”
Pernahkah Anda mendengar nama spirulina?
Bagi Anda yang telah mengkonsumsi suplemen dari bahan dasar spirulina tentu pernah mendengar istilah spirulina. Spirulina adalah jenis mikroalga yang berbentuk spiral, bersel satu, yang telah ditemukan kurang lebih 35.000 tahun yang lalu. Suku Aztec kuno telah menggunakan spirulina sebagai obat penyembuh penyakit.
ahli nutrisi itu menyatakan, spirulina efektif menurunkan serum glukosa puasa dan glukosa makan. Studi klinis melibatkan 15 pasien diabetes. Penurunan gula darah puasa signifi kan setelah 21 hari mengkonsumsi 2 gram spirulina per hari.
Peneliti-peneliti lain membuktikan, kalsium-spirulan atau ekstrak air spirulina yang telah dimurnikan bersifat antivirus. Senyawa itu molekul gula terpolimerisasi yang mengandung sulfur dan kalsium. Hamster yang diberi ekstrak spirulina, lebih tahan terhadap infeksi virus herpes. Uji antiviral juga dilakukan pada sel manusia dan kera yang dikulturkan pada media. Kedua sel itu kemudian diinfeksi oleh virus HIV-1, herpes simpleks, sitomegalovirus, influenza. Hasilnya, perkembangan keenam virus itu terhambat.
Keunggulan spirulina asam nukleatnya lebih rendah ketimbang bakteri. Jadi tidak menyebabkan penyakit ginjal, ujar peneliti alga Pusat penelitian dan pengembangan Oseanologi Drs Sutomo MSi. Berbagai penelitian itu mengungkapkan keistimewaan spirulina. Meski ukurannya superliliput, 1 mm, tetapi faedahnya amat besar. Dan itu dibuktikan melalui serangkaian riset (www.trubus-online.com).
Hal ini dikarenakan saat pertama kali virus akan menempelkan dirinya pada membran, virus akan menembus membran dan menginfeksi sel. Berkat spirulina, membran sel tubuh menguat sehingga virus gagal menembus membran. Sel tubuh pun aman dari infeksi. Karena tidak mendapatkan inang, virus tak bisa memperbanyak diri. Akibatnya, ia terbunuh oleh sistem kekebalan tubuh.
Jadi, tunggu apalagi segera konsumsi spirulina untuk meningkatkan kesehatan kita.^^
September 17, 2008 pada 7:17 pm
Salli Marindha
Energi nuklir semakin banyak digunakan pada saat ini dikarenakan kebutuhan energ yang semakin meningkat setiap tahunnya. Energi nuklir memiliki fungsi yang cukup luas sehingga frekuensi penggunaannya semakin banyak untuk pihak atau lembaga tertentu. Selain memiliki keuntungan, energi nuklir memiliki kerugian salah satunya jika mengalami kebocoran dan mengontaminasi lingkungan. Oleh karena itu terdapat beberapa penelitian tentang pengaruh radiasi nuklir yang mengontaminasi lingkungan terhadap organisme yang hidup di dalam tanah misalnya cacing tanah.
Salah satu radionuklida yang biasa digunakan yaitu cesium-134 (134Cs). Cesium yang terlepas ke lingkungan akan masuk ke dalam komponen lingkungan dan terakumulasi di dalam lingkungan tersebut, sebab cesium lebih banyak terikat pada tanah lempung karena banyak mengandung mineral tanah. Mineral tersebut antara lain mineral mika dan mineral leusit yang tersusun dari unsur kalium. Organisme yang hidup di dalam tanah salah satunya cacing tanah (Lumbricus terrestris) akan menyerap cesium. Melalui proses difusi osmosis pada permukaaan kulit cacing, cesium akan masuk ke dalam tubuh cacing. Selanjutnya cesium akan terakumulasi pada tubuh cacing tanah.
Cesium memiliki sifat kimia yang mirip dengan kalium yaitu meningkatkan kandungan nutrisi di dalam tubuh secara intraseluler serta berperan dalam pertukaran ion. Keduanya akan terakumulasi pada bagian otot atau daging. Oleh karena itu kalium dan 134Cs mengalami persaingan dalam penyerapannya, namun 134Cs yang masuk ke dalam tubuh tidak dimetabolisme pada tubuh cacing tanah sehingga ion 134Cs akan berikatan pada tubuh dan terakumulasi pada otot dalam jumlah yang sedikit. Akan tetapi, jumlah kalium yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh cacing tanah, maka hanya kalium saja yang akan diserap sedangkan jika jumlah kalium kurang pada tanah maka cacing tanah akan mengambil cecium yang ada pada tanah sebab memiliki sifat kimia dan reaksi fisiologis yang mirip. 134Cs tidak akan terakumulasi dalam jumlah yang banyak pada cacing tanah karena pada jumlah tertentu akan mengakibatkan kematian pada cacing tanah.
Jadi jika terjadi kebocoran radionuklida cecium ke lingkungan maka organisme yang hidup di tanah akan terkena dampaknya seperti cacing tanah yang populasinya akan berkurang akibat akumulasi 134Cs pada jumlah tertentu di dalam tubuhnya. Hal ini juga akan berdampak pada organisme yang hidup di tanah lainnya termasuk tanaman yang dikonsumsi manusia. Untuk mencegah dampak radiasi yang disebabkan oleh radionuklida yang mengalami kebocoran, maka diharapkan manusia lebih berhati-hati dalam penggunaannya.
(Salli Marindha/10605079)
September 18, 2008 pada 12:52 am
Anne Sofia Meirina (10605069)
Keragaman genetik yang tinggi merupakan salah satu faktor penting untuk merakit varietas unggul baru. Peningkatan keragaman genetik dapat dilakukan dengan memanfaatkan plasma nutfah yang tersedia di alam dan dapat pula dengan melakukan persilangan. Sifat-sifat tertentu sering tidak ditemukan pada sumber gen yang ada sehingga teknologi lainnya perlu diterapkan.
Salah satu teknologi pilihan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keragaman genetik tanaman adalah melalui teknologi kultur in vitro. Kultur in vitro biasanya merupakan sumber terkaya dalam memproduksi variasi genetik. Dalam beberapa publikasi penggunaan regeneran dinamakan sesuai dengan asal regenerasi tanaman baru tersebut. Misalnya tanaman yang berasal dari kalus disebut calliclones (Skirvin dan Janik 1976), sedang tanaman yang berasal dari protoplas disebut protoclones (Shepard et al. 1980). Larkin dan Scowcroft (1981) menghasilkan berbagai variasi somaklonal yang tersebar secara luas dan disebutkan bahwa tanaman yang berasal dari berbagai bentuk kultur sel disebut somaclones dan variasi genetik yang terjadi termasuk variasi/keragaman somaklonal.
Dengan menggunakan metode in vitro didapatkan planlet dan bibit tebu yang tahan terhadap salinitas dari hasil aklimatisasi planlet yang dilanjutkan dengan seleksi bibit pada tingkat umah kaca, memperoleh karakter morfologis yang merupakan tolok ukur ketahanan terhadap salinitas dan kekeringan berdasarkan pengujian secara bertingakat di laboratorium, memperoleh karakter morfologis dan fisiologis yang merupakan tolak ukur ketahanan berdasarkan pengujian tingkat bibit, dan memperoleh mekanisme ketahanan tebu terhadap salinitas dengan agen seleksi NaCl pada tingkat planlet dan bibit.
Hasil penelitan diharapkan memungkinkan diperolahnya suatu metode baru dalam menangani kendala pemuliaan tebu melalui seleksi “ in-vitro” sehingga terjadi variasi somaklonal yang dapat meninghatkan keragaman genetik,bahkan dapat dihasilkan sifat baru yang tidak ditemukan pada “gen pool “ yang ada. Sebagai acuan bagi para pemulia tanaman dan peneliti dalam rangka penciptaan dan pengembangan varietas yang memiliki sifat unggul yang diinginkan
September 18, 2008 pada 2:10 am
Andra Riandita (10406012)
Salmonella typhi (S. typhi) memiliki kombinasi karakteristik yang menjadikannya patogen efektif. Mikroorganisme ini memproduksi dan mengekskresikan protein yang yang disebut “invasin” yang memberi jalan pada sel non-fagosit yang memiliki kemampuan hidup secara intraseluler. Selain itu, S. typhi juga memiliki kemampuan menghambat tekanan oksidatif leukosit, yang menjadikan sistem respons imun manusia menjadi tidak efektif. Infeksi S. typhi kemudian akan berkembang menjadi demam atau typhoid (Pollack, 2006).
S. typhi umumnya banyak tersebar di negara-negara berkembang dengan sistem sanitasi yang kurang baik. Asia, Amerika Latin, dan Afrika termasuk dalam daerah yang beresiko tinggi. Di kawasan tersebut juga diketahui lazim terjadi penyalahgunaan antibiotik yang akan menimbulkan strain baru yang resisten. Karakterisasi gen yang mengkodekan resistensi dapat memberi informasi untuk treatment antibiotik yang tepat.
Quinolone adalah salah satu antibiotik yang digunakan untuk treatment terhadap S. typhi. Protein topoisomerase menjadi target dalam pengobatan S. typhi oleh antibiotik quinolone. Gen parC merupakan gen yang mengekspresikan protein topoisomerase. Pada parC diketahui adanya daerah Quinolone Resistance Determining Region (QRDR) (http://microbes.historique.net).
Mutasi nukleotida pada QRDR dapat menyebabkan S. typhi menjadi resisten terhadap quinolone. Pola mutasi yang terjadi pada QRDR tidak selalu sama di setiap Negara. Bila mutasi yang terjadi pada QRDR dapat diketahui, maka penggunaan antibiotik dapat disesuaikan.
September 18, 2008 pada 2:38 am
Indri Hikmah Amalia (10605078)
KERANG PENGHASIL MUTIARA
Kerang merupakan salah satu hewan dari kelas Bivalvia yang termasuk dalam kelompok moluska. Hewan ini memiliki bagian kulit luar yang disebut cangkang dan bagian dagingnya berada di dalam cangkang. Kedua bagian hewan ini telah banyak dimanfaatkan oleh manusia. Namun selain kedua bagian tersebut, mutiara yang dihasilkan oleh kerang mutiara juga telah dimanfaatkan oleh manusia sebagai perhiasan.
Mutiara merupakan hasil biomineralisasi kerang terhadap benda asing yang masuk ke dalam kerang tersebut dan kemudian akan membuat iritasi pada tubuhnya. Benda asing yang dimaksud ini adalah berupa pasir, batu, serpihan karang, kayu, dan lain-lain.
Untuk menghasilkan mutiara, kerang akan bereaksi membungkus benda-benda asing tersebut, sehingga benda-benda asing ini tidak akan berbahaya bagi tubuh kerang tersebut. Lapisan yang membungkus benda-benda asing tersebut dinamakan “nacre” yang sebagian besar terdiri dari kalsium karbonat. Selanjutnya lapisan ini semakin lama akan menjadi semakin tebal sehingga akan membentuk mutiara. Mutiara-mutiara yang terbentuk dalam proses tersebut (proses alami) memiliki bentuk yang tidak beraturan. Bentuk mutiara yang terbentuk akan mengikuti bentuk asal benda-benda asing tersebut.
Semua jenis kerang dapat menghasilkan mutiara, tetapi tidak semua jenis kerang dapat menghasilkan mutiara dengan kilau yang indah. Kerang dari jenis Pinctada sp. merupakan jenis kerang yang dapat menghasilkan mutiara yang indah. Oleh karena itu, kerang dari jenis ini sering digunakan oleh para pembudidaya mutiara. Untuk warna mutiara, warna yang dihasilkan bergantung dari warna kerang yang digunakan. Namun kondisi lingkungan dan makanan kerang mutiara juga dapat mempengaruhi warna mutiara yang dihasilkan.
– Indri Hikmah Amalia (10605078) –
September 18, 2008 pada 3:03 am
Inggita Utami (10605072)
Pengujian Kotoran Gajah Sumatera Sebagai Bahan Baku Biogas
Penggunaan biogas sebagai salah satu energi alternatif, kini telah banyak diterapkan masyarakat Indonesia. Kotoran hewan seperti kotoran sapi, kambing, dan ayam merupakan bahan baku isian yang umum digunakan terutama bagi masyarakat pedesaan yang menerapkannya. Penelitian khusus untuk menguji kelayakan dari ketiga kotoran hewan tersebut sudah banyak dilakukan. Sampai saat ini, kotoran sapi merupakan kotoran yang paling efisien digunakan karena setiap 30 kg kotoran perhari dapat menghasilkan 2 m3 biogas. Dimana, energi dalam 1m3 biogas mencapai kisaran 4700-6000 kkal (20-24 MJ) atau setara dengan 0,8 liter bensin; 0,48 kg gas LPG; 0,52 liter solar; 4,7 kWh listrik; atau dapat memenuhi kebutuhan memasak bagi satu keluarga (5-6 orang) selama 3 jam (Pamuji, 2008).
Berbeda dengan masyarakat pedesaan, Pusat Latihan Gajah, Taman Nasional Way Kambas Lampung, yang terkenal akan konservasi Gajah Sumatera (Elephans Maximus Sumateranus), memelihara 61 ekor Gajah Sumatera dimana sampai saat ini pengelolaan kotoran gajahnya masih kurang maksimal. Pasalnya, kotoran gajah dapat mencapai ribuan kilo per hari dan kebanyakan hanya tergeletak begitu saja di kawasan PLG. Hal tersebut menimbulkan ide untuk memanfaatkan kotoran gajah sebagai bahan baku isian biogas. Pengujian kotoran gajah dilakukan pada reaktor percobaan milik PT. Cipta Tani Lestari di Cikole, Lembang. Pengambilan sampel kotoran sementara dilakukan di Kebun Binatang Bandung. Dalam 20 kg kotoran perhari dapat menghasilkan 0,627 m3 biogas. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa potensi kotoran Gajah Sumatera hanya ½ kali kotoran sapi dalam menghasilkan biogas. Hal tersebut terjadi karena seluruh serat kasar yang masih terkandung dalam kotoran gajah lama-kelamaan naik ke permukaan dan menghambat produksi biogas yang dihasilkan. Sebagai upaya untuk memaksimalkan biogas yang dihasilkan, sebelum dimasukkan ke reaktor, serat disaring dahulu dan dimasukkan dalam bentuk cairan dengan perbandingan pencampuran air 1 : 2 (sebelum penyaringan perbandingannya 1 : 1). Diharapkan, upaya tersebut meningkatkan produksi biogas dari kotoran gajah. Nantinya, serat dari kotoran Gajah Sumatera yang tidak digunakan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kertas yang bernilai ekonomis.
Juli 7, 2009 pada 12:57 am
Ketut Suarjana
Yth Ibu Inggita Utami.
Saya sangat tertarik sekali dengan tulisan tersebut, mohon informasi apakah kotoran gajah dapat dibudidayakan untuk keperluan yang lain seperti dijadikan Pupuk Organik.
Perusahaan kami memiliki 18 ekor gajah, dengan demikian bahan baku yang tersedia lebih dari cukup untuk pembuatan pupuk organik.
Terima kasih atas informasinya dan salam kenal.
Hormat saya,
Ketut Suarjana
Bali – Indonesia
September 18, 2008 pada 4:30 am
Dina Rachmi Ramdhani (10605034)
Bernyanyikah Burung itu?
Pernahkah Anda mendengar suara burung berkicau di sekitar Anda?Atau pernahkah Anda mengunjungi kontes burung berkicau?Mengapa jenis suara kicauan burung yang Anda dengar dapat berbeda dengan burung yang lain?Ternyata, burung memang diciptakan untuk memiliki irama, nada, dan frekuensi kicauan berulang-ulang. Di dunia ini terdapat sekitar 9.200 jenis burung. Negara Indonesia memiliki 1.531 jenis burung, dan sebagian diantaranya merupakan burung yang memiliki suara kicauan merdu yang disebut burung penyanyi (song bird). Burung-burung bernilai tinggi yang sering diikutsertakan dalam kontes, antara lain : burung perkutut, cucak rawa, anis merah, murai batu, dan lain-lain.
Menurut Ahmad (2008), suara burung diproduksi oleh syring atau kotak suara yang terdapat pada persimpangan antara trakhea dengan bronkus. Pada syring terdapat sepasang membran tymphani medial (MTM) yaitu selaput getar dan menghasilkan bunyi jika dilewati oleh udara pada saat ekspirasi. Pada sebagian besar unggas, selaput ini berupa organ yang sederhana, namun merupakan selaput yang kompleks pada burung penyanyi. Perkembangan syring diatur oleh hormon-hormon androgen (Gong et al. 1999 dalam Ahmad, 2008). Menurut Dloniak dan Deviche (2000 dalam Ahmad, 2008), produksi song dan song learning dikontrol oleh sebuah daerah di otak yang disebut vocal control region (VCR). Kerja VCR sangat dipengaruhi oleh hormon testosteron dan photo period. Jackman (2003 dalam Ahmad, 2008) menambahkan bahwa terdapat dua jalur di otak yang mengatur vokalisasi, yaitu jalur posterior (posterior pathway) dan jalur anterior (anterior pathway). Jalur posterior mengontrol produksi song dan jalur anterior mengontrol song learning.
Berdasarkan tipenya ada dua jenis suara pada bangsa unggas, yaitu call (suara panggilan) dan song (suara nyanyian). Tipe suara call digunakan dalam berkomunikasi antar sesama, sebagai isyarat adanya musuh (respon predator), saat terkejut dan ketika menemukan makanan. Jenis suara song merupakan tipe suara sebagai pernyataan wilayah kekuasaan (territorial declare) dan sebagai atraksi untuk memikat unggas betina. Tipe suara call terdapat pada burung jantan dan betina, sedangkan tipe song hanya terdapat pada burung jantan. Eskpresi vokalisasi pada unggas merupakan bentuk dimorfisme seksual pada daerah otak yang bertanggung jawab terhadap produksi song (Ahmad, 2008).
Ahmad (2008) berkesimpulan, bahwa song merupakan perilaku kompleks sebagai hasil interaksi genetic dan lingkungan.Hingga kini terdapat dua pendapat tentang bagaimana suara merdu diwariskan dari bapak pada anaknya. Pendapat pertama menyatakan bahwa suara merdu merupakan bakat alamiah atau bawaan (nature) yang diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya. Pendapat kedua menyatakan bahwa suara merdu merupakan hasil dari proses berlatih (learning) atau merupakan proses bentukan (nurture). Menurut pendapat kedua, aktivitas menyanyi merupakan keterampilan yang bisa dipelajari, bisa dicapai dengan cara meniru, dan terus berlatih agar sempurna. Fenomena meniru ini disebut imprinting. Imprinting merupakan salah satu bentuk pembelajaran dalam mengekspresikan perilaku yang didapat melalui proses meniru atau mencontoh. Imprinting terjadi pada periode waktu tertentu, yang disebut sebagai periode kritis (critical period).
Dewasa ini, fenomena imprinting banyak dipelajari pada burung pipit (Taeniopygia guttata). Periode kritis pada burung pipit terjadi sejak ia menetas sampai berumur 60 hari. Fase ini juga disebut fase sensori, dimana saraf-saraf organ pengatur suara yang terdapat di otak sedang berkembang. Pada fase ini sebaiknya burung pipit muda diletakkan berdekatan dengan bapaknya atau pipit jantan lain, yang berperan sebagai tutor. Anak pipit akan merekam suara tutornya. Setelah berumur umur 90 hari, burung pipit mulai belajar bernyanyi.
Marler dan Doupe (2000 dalam Ahmad, 2008) dan Grant dan Grant (1997 dalam Ahmad, 2008) berpendapat bahwa sifat bernyanyi pada burung merupakan perilaku belajar yang diwariskan secara kultural (culturally inherited traits) melalui proses imprinting (keteladanan).
Kini, pertanyaan-pertanyaan yang menghantui Anda seputar bagaimana burung berkicau sudah didapatkan jawabannya, walaupun masih belum memuaskan. Hal ini dapat menjadi batu loncatan bagi kita untuk terus mengungkap semua fenomena keajaiban ciptaan Tuhan, sebab tidak sia-sia Tuhan menciptakan alam dan mahluk-Nya, melainkan untuk kesejahteraan mahluk itu sendiri. Tugas kita selanjutnya adalah melindungi dan melestarikan semua kekayaan sumber daya alam secara bijaksana.
by:Dina Rachmi R. (10605034)
September 18, 2008 pada 6:12 am
Putri Astriani
Insektisida Botani sebagai Alternatif Pengganti Insektisida Sintetik
Kehadiran hama seringkali merusak hasil pertanian terutama dari jenis serangga sehingga jika tidak segera ditanggulangi dengan serius akan berakibat fatal karena hama ini akan sangat cepat menyebar. Tingginya jumlah hama serangga yang terdapat di lahan pertanian mendorong para petani untuk menggunakan insektisida sintetik secara intensif, sehingga populasi hama tersebut dapat ditekan. Namun resistensi terhadap insektisida sintetik menjadi masalah utama dalam mengendalikan hama serangga. Selain itu dampak negatif yang ditimbulkan pestisida sintetik cukup berbahaya bagi lingkungan dan kehidupan manusia, seperti berkembangnya ras hama yang resisten terhadap insektisida, munculnya hama sekunder, terbunuhnya musuh alami hama dan hewan yang bukan sasarannya, serta terjadinya pencemaran lingkungan. Penggunaan pestisida yang persisten di alam juga sangat berbahaya karena senyawa tersebut larut dalam lemak hewan dan konsentrasinya semakin meningkat pada tingkat trofik yang lebih tinggi yang disebut magnifikasi (perbesaran) biologis (Campbell, et. al, 2004). Hal ini akan menjadi sebuah permasalahan global yang mendorong para peneliti untuk mencari alternatif insektisida yang aman serta mudah untuk didapatkan.
Insektisida botani diasumsikan mampu untuk mengganti posisi insektisida sintetik sebagai pembasmi hama dan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang memilki khasiat membunuh serangga (insektisida). Insektisida botani memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh insektisida sintetik, yakni memiliki sifat yang tidak stabil sehingga memungkinkannya didegradasi secara alami di alam (Arnason et al., 1993; Isman, 1995 dalam Syahputra, Edy, 2001).
Senyawa- senyawa kimia (metabolit sekunder) yang dihasilkan oleh tumbuhan dianggap berpotensi sebagai insektisida salah satu contohnya adalah ekstrak biji tanaman mimba yang mengandung senyawa aktif utama azadiraktin. Senyawa aktif dari tanaman ini memiliki aktivitas insektisida, antifeedant dan penghambat perkembangan (Scmutterer & Singh 1995 dalam Syahputra, Edy, 2001) serta berpengaruh terhadap reproduksi berbagai serangga (Schmutterer & Rembold 1995 dalam Syahputra, Edy, 2001).
September 18, 2008 pada 8:35 am
Winda Agustiani
Diabetes mellitus dan penurunan kognitif
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia). Keadaan ini disertai tingginya produksi urin (polyuria) dan adanya glukosa dalam urin. Diabetes mellitus dapat disebabkan karena adanya kelainan genetik, salah satunya adalah adanya mutasi gen tertentu sehingga mengakibatkan gangguan gen yang memproduksi insulin dalam jumlah sedikit, gen mensintesis molekul insulin yang tidak normal, atau gen memproduksi protein reseptor insulin yang tidak sempurna (Martini, 2001).
Diabetes mellitus dapat menyebabkan timbulnya berbagai macam gangguan dalam tubuh penderita. Salah satu gangguannya adalah terjadinya penurunan fungsi kognitif pada penderita. Penurunan kognitif tersebut terutama terlihat pada pasien diabetes dewasa (Stratchan et al., 1997; Awad et al., 2004) dan usia lanjut (Biessels & Kappelle, 2005). Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya penurunan kemampuan menyelesaikan masalah, efisiensi psikomotorik, belajar dan mengingat, serta kemampuan visuospasial pada penderita diabetes (Deary et al., 1993; Ryan et al., 1992; Sachon et al., 1992; Wredling et al., 1990).
Penurunan kemampuan kognitif merupakan salah satu komplikasi yang ditimbulkan oleh tingginya kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus. Akumulasi glukosa intraseluler menyebabkan kerusakan pada sistem saraf (Kuhad & Chopra, 2007), terutama yang ditimbulkan melalui proses stres oksidatif (Mastrocola et al., 2005) dan inflamasi (Somfai et al., 2006). Perubahan neurofisiologis dan neurobehavioral pada penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2 adalah komplikasi diabetes yang berupa penyakit saraf (diabetic encephalopathy) (Sima et al., 2004).
September 18, 2008 pada 9:14 am
Aditya Utomo 10406037
Sauerkraut Sebagai Makanan Fermentasi
Makanan fermentasi merupakan makanan yang mengalami pengolahan cita rasa, aroma, tekstur, dan komposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Makanan fermentasi yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan pencernaan dengan bantuan mikroorganisme yang terdapat pada makanan disebut makanan probiotik.
Salah satu makanan fermentasi yang baik untuk dikonsumsi ialah sauerkraut. Sauerkraut adalah kubis yang telah mengalami fermentasi asam laktat sehingga kubis menjadi terasa asam. Proses fermentasi sauerkraut dilakukan oleh empat jenis mikroba dan dilakukan secara sekuensial (bertahap) yang terdiri dari Leuconostoc mesenteroides, Lactobacillus brevis, Pediococcus cerevisiae, dan Lactobacillus plantarum. Keempat jenis bakteri menghasilkan senyawa asam laktat dalam proses fermentasi kubis. Nutrisi awal untuk pertumbuhan bakteri didapatkan dari plasma sel kubis yang telah mengalami plasmolisis akibat penambahan garam. Bakteri yang berperan pada tahap awal pembuatan sauerkraut ini ialah Leuconostoc mesenteroides yang merupakan bakteri golongan halofilik dan menghasilkan asam laktat . Proses menghasilkan asam laktat ini dilakukan secara aerobik. Selanjutnya Lactobacillus plantarum, Pediococcus pentosaceus, dan Lactobacillus brevis secara beurutan melakukan fermentasi untuk meningkatkan kadar asam laktat. Urutan proses bakteri yang berperan dalam proses fermentasi ditentukan dari tingkat pH lingkungan. Bakteri yang melakukan fermentasi tahap akhir memerlukan pH lingkungan yang lebih rendah dari bakteri asam laktat lainnya. Selain untuk menghasilkan asam, proses fermentasi juga berguna untuk member cita rasa aroma pada kubis.
Sauerkraut sangat baik untuk tubuh karena kandungan vitamin c yang terdapat pada kubis. Selain itu konsumsi makanan fermentasi berfungsi untuk proteksi terhadap patogen enterik,menyuplai enzim untuk membantu metabolisme makanan, detoksifikasi, stimulasi sistem imun intestin, dan meningkatkan aktivitas peristaltik intestin.
September 18, 2008 pada 10:19 am
Imam Santoso (10606025)
Memasak dengan Sampah
Naiknya harga bahan bakar minyak banyak menyebabkan banyak rakyat kecil tercekik. Belum lagi harga sembako juga ikut naik bersamaan dengan naiknya harga minyak, dalam kondisi krisis energi, orang-orang makin gencar untuk mencari alternatif energi terbarukan yang sifatnya mudah, murah, dan aplikatif. Beberapa alternatif banyak ditawarkan, salah satunya yaitu penggunaan briket sampah sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah. Briket ini terbuat dari sampah organik. Tentu saja selain menjadi sumber energi terbarukan, pembuatan briket ini diharapkan mengurangi dampak sampah organik terhadap lingkungan yang notabene bahwa masyarakat Indonesia tidak sedikit yang membuang sampah organiknya melalui sungai dan mencemari lingkungan serta menjadi pemicu bencana banjir.
Bila kita ketik “Briket Sampah” di search engine internet, akan muncul banyak artikel menarik yang menampilkan tentang briket ini. Gatra online pernah menuliskan bahwa briket sampah ini telah menjadi suatu solusi dalam mengatasi kelangkaan minyak di Nepal (tentu saja faktor tambahannya adalah mengurangi masalah sampah), ide ini dilontarkan oleh sebuah LSM yaitu FoST (Foundation for Sustainable Technologies). Di Indonesia sendiri, telah banyak tokoh yang pernah terjun di dunia briket sampah ini, sebut saja warga di desa Panoram, Purwakarta yang pernah diliput oleh Liputan 6 SCTV, ada pula Usman, guru SMAN 17 Palembang yang mendapatkan penghargaan di bidang pendidikan sains (aritkelnya dimuat pada portal BagunPraja Jakarta Selatan), Drs. Basriyanta, seorang alumnus program magister dari UGM yang memiliki ide memanfaatkan uap hasil proses pengarangan briket sebagai asap cair yang digunakan untuk mengusir serangga (artikelnya ada pada portal UGM), hingga Ujang Solichin seorang prajurit TNI di Ciamis yang telah menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi orang-orang dari briket ini.
Jadi apa sebenarnya briket sampah itu ? Briket sampah adalah briket yang berasal dari sampah organik. Cara pembuatannya juga terbilang tidak terlampau sulit, sampah organik (contohnya dedaunan) dibakar hingga menjadi arang, kemudian sampah tersebut ditumbuk dan diberi perekat untuk kemudian dicetak, proses akhir adalah pengeringan dengan menjemur briket yang telah dicetak hingga kadar airnya hilang (Portal SCTV, “Briket Sampah Pengganti Minyak Tanah”). Briket ini kemudian dapat langsung dipakai untuk memasak. Namun, ada beberapa hal yang mungkin belum mencerminkan briket ini adalah teknologi yang betul-betul ramah lingkungan, contohnya pada saat pembakaran (dalam proses pengarangan) timbul asap dari pembakaran yang mungkin saja bisa memberikan efek pemanasan global. Tidak tertutup kemungkinan, suatu saat ada cara yang lebih ramah dalam proses pembuatannya, sehingga briket sampah ini yang benar-benar menjadi suatu produk ramah lingkungan. Jadi, apakah anda telah mencoba memasak dengan sampah ?
September 18, 2008 pada 1:23 pm
Gita Ratna Lukitasari(10605028)
Bioremediasi Mencuci Lahan Tercemar
Ke mana tumpahan minyak dan oli dari bengkel mobil atau motor, pom bensin, dan stasiun kereta api mengalir? Fakta menunjukkan tumpahan tersebut merembes ke dalam tanah dan mencemari air tanah. Hal sama terjadi pada limbah pengeboran minyak bumi yang dialirkan ke kolam lumpur sisa pengeboran (drilling mud). Akibat tak ada proteksi memadai, cairan hidrokarbon sering bocor dan merembes ke dalam tanah.
Guna mencegah dampak lebih parah, para pengelola lokasi tersebut sedang mencari teknik pemulihan kondisi (remediasi) lahan tercemar.
Salah satu yang dilirik adalah bioremediasi, Bioremediasi mengandalkan reaksi mikrobiologis di dalam tanah. Teknik ini mengondisikan mikroba sedemikian rupa sehingga mampu mengurai senyawa hidrokarbon yang terperangkap di dalam tanah. Pemulihan kondisi tanah tercemar tersebut dapat dilakukan melalui bioremediasi, baik secara in-situ maupun ex-situ.
Bioremediasi secara in-situ dikakukan langsung di lokasi tanah tercemar (in-situ). Sementara pada bioremediasi ex-situ, tanah tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol. Lalu diberi perlakuan khusus dengan memakai mikroba. Bioremediasi ex-situ bisa lebih cepat dan mudah dikontrol. Dibanding in-situ, bioremediasi ex-situ pun mampu meremediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam. Kunci sukses bioremediasi adalah dilakukan karakterisasi lahan (site characterization) dan treatability study.
September 18, 2008 pada 1:52 pm
Elma Rahmalia (10606049)
Ketika Kita Menjadi Tua
Tidak semua orang beruntung bisa hidup sampai usia lanjut. Perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh mungkin dialami mereka yang mulai memasuki fase baru dalam hidupnya yaitu menjadi tua. Mulai dari tumbuhnya uban, berkurangnya kepekaan indra, munculnya kerutan-kerutan di kulit, atau munculnya bintik ketuaan (age spot) pada kulit. Beberapa teori biologi yang mampu menjelaskan berbagai berbagai penurunan kondisi baik penurunan secara anatomi maupun penurunan fungsi tubuh adalah:
1. Semakin cepat suatu organisme hidup maka semakin cepat pula mereka menua. Hal ini terjadi karena kehidupan cepat didefinisikan sebagai proses differensiasi dari pertumbuhan yang cepat serta metabolisme yang tinggi (Kimbal, 1983) sehingga sel-sel lebih cepat mengalami penuaan
2. Penuaan terjadi sebagai akibat kondisi lingkungan yang merugikan gen-gen yang berhubungan dengan sel badan atau sel-sel somatik (Kanungo, 1994)
3. Setiap sel tidak dapat mengelak dari penumpukan sisa metabolit yang bersifat racun. Penumpukan tersebut secara berangsur-angsur mengurangi kemampuan sel untuk berfungsi sehingga akhirnya menjadi tua.
Rambut pada kepala mengandung sel-sel pigmen yang berisi melanin. Menurut Goldberg dan Leyner (2004), seiring dengan pertambahan usia, sel-sel pigmen tersebut akan mati sehingga orang yang lanjut usia memiliki rambut yang berwarna putih karena melanin dalam rambutnya semakin berkurang. Bintik ketuaan (age spot) yang muncul pada orang yang sudah tua adalah bagian kulit yang berubah warna manjadi cokelat. Bintik ketuaan muncul karena adanya peningkatan jumlah sel pembentuk pigmen kulit. Kulit semakin menipis sejalan dengan pertambahan usia sehingga pada usia lanjut kulit menjadi agak tembus cahaya. Penipisan kulit ini menyebabkan bintik ketuaan terlihat jelas pada orang tua. Selain itu, beberapa perubahan yang terjadi ketika usia semakin bertambah adalah kekencangan otot wajah berkurang, kantong mata menggelayut, gusi mundur dan gigi tanggal.
Perubahan lain yang terjadi pada tubuh adalah terjadinya penurunan tinggi badan sekitar dua atau tiga sentimeter. Gravitasi ikut berperan dalam penurunan tinggi badan tersebut. Ketika usia semakin tua maka tubuh semakin kehilangan otot dan lemak dan gravitasi yang terutama bekerja pada tulang belakang menyebabkan panjang tubuh berkurang.
Selain mengalami perubahan anatomis, tubuh juga mengalami perubahan dalam fungsi tubuh. Keberadaan dan perubahan hormon, misalnya, berhubungan erat dengan usia. Wanita yang memasuki masa tua akan mengalami masa menopause yang ditandai dnegan berhentinya menstruasi. Hal tersebut berarti bahwa kemampuan reproduksinya telah berhenti. Namun hal tersebut tidak terjadi pada pria. Menurut Madersbacher et al., (1993), pria hanya mengalami penurunan hormone testosterone sedangkan luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormon (FSH) tetap mengalami peningkatan. Hal ini berarti bahwa kemampuan reproduksi pria tidak pernah berhenti sama sekali. Walaupun kemampuan reproduksinya tidak sama sekali terhenti, aktivitas seksual pada pria akan mengalami penurunan. Hal ini terkait erat dengan ketersediaan hormon androgen yang terdapat di dalam tubuh
September 18, 2008 pada 2:16 pm
Rizka Dwi Nurhapsari 10606061
Rizka Dwi Nurhapsari
10606061
Bau Badan, Pengganggu Kenyamanan Publik
Setiap orang atau bahkan semua orang pasti pernah mengalami masalah bau badan, walaupun hanya sedikit. Banyak orang yang dapat langsung menyadari jika ada yang tidak beres dengan bau badan mereka. Namun, terkadang tidak sedikitjuga orang yang tidak menyadari bahwa bau badan mereka mengganggu kenyamanan orang lain. Jika hal ini terjadi, hanya pendapat dari orang lain lah yang dapat membuat kita tersadar akan bau badan kita sendiri. Dengan demikian, jika memang bau badan bermasalah akan segera dapat diatasi.
Penyebab utama bau badan adalah keringat. Keringat dihasilkan oleh kelenjar ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin terdapat di hampir seluruh permukaan kulit dan menghasilkan keringat yang tidak hanya berfungsi sebagai sisa-sisa metabolisme tubuh, tetapi juga berguna untuk mengatur suhu tubuh. Kelenjar apokrin terletak di daerah ketiak, payudara, daerah anus, dan kemaluan. Kelenjar ini aktif setelah remaja dan mengeluarkan banyak lemak dan protein, yang apabila diuraikan oleh bakteri akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Ada pula yang mengatakan bahwa bakteri tersebut memakan keringat dan mengeluarkan kotoran (sisa-sisa penguraian) yang berbau tidak sedap. Bau inilah yang kemudian dikenal sebagai bau badan.
Kondisi jiwa seseorang, seperti stres dan emosi, sebenarnya juga mempengaruhi kelenjar apokrin untuk bekerja lebih aktif dan produktif, sehingga memperparah bau badan. Faktor pemicu lainnya adalah kegemukan. Pada orang gemuk, keringat cenderung terperangkap di antara lipatan-lipatan kulit. Makanan juga dapat memperparah bau badan, yaitu jika terlalu sering menyantap makanan berprotein tinggi, seperti daging kambing (karena dapat memperlebar pembuluh darah), durian, bawang goreng, merokok, minuman keras, dan obat antibiotika.
Ada banyak cara untuk mengatasi bau badan. Cara yang termudah adalah selalu mandi dua kali sehari untuk menghilangkan keringat dan bakteri. Mengonsumsi air rebusan daun sirih, wedang jahe, dan daun kemangi secara teratur dapat mengurangi bau tidak sedap secara alami. Mengupas kulit mentimun dan menggosokkannya pada bagian tubuh yang berbau tidak sedap secara berulang dan teratur sehabis mandi juga dapat mengurangi bau badan.
Cara mengatasi bau badan yang sering dilakukan adalah membersihkan rambut ketiak baik dengan dicukur atau dicabut, namun dicabut merupakan cara yang terbaik. Hal ini disebabkan rambut ketiak dapat menahan keringat dan memberikan lebih banyak kesempatan bagi bakteri untuk melekukan proses penguraian. Bedak BB, deodoran, dan antiperspirant merupakan cara mengatasi bau badan yang paling populer saat ini. Bedak mampu menyerap keringat sehingga bakteri tidak bisa menguraikannya, sedangkan deodoran mengandung antiseptik yang menekan pertumbuhan bakteri dan antiperspirant mengandung bahan yang dapat mengurangi keringat yang keluar. Hal yang perlu diperhatikan adalah memilih produk yang cocok dan aman bagi kulit.
September 18, 2008 pada 2:55 pm
Andri Irawan SM (10605083)
Nepenthes si Pemakan Serangga
Nepenthes spp. merupakan jenis tanaman unik berasal dari hutan yang belakangan ini menjadi trend di kalangan pecinta tanaman hias. Bentuknya yang unik banyak menarik perhatian para pecinta tanaman hias tersebut untuk memelihara dan berusaha membudidayakannya. Orang lebih mengenal tanaman ini dengan nama kantung semar. Sesuai dengan nama yang dimilikinya, tanaman ini memiliki suatu struktur modifikasi dari daun yang berbentuk seperti kantung yang terletak di ujung daunnya. Bentuk dan warna kantung yang bervariasi dan unik merupakan daya tarik yang dimiliki tanaman ini.
Nepenthes spp. atau kantung semar merupakan tumbuhan yang dapat ditemukan di hutan dataran rendah hingga hutan dataran tinggi dengan kondisi tanah yang miskin akan hara. Dengan kondisi tanah yang miskin akan hara, maka tanaman tersebut mengembangkan struktur berbentuk kantung untuk menjebak serangga. Serangga yang sudah masuk ke dalam kantung tersebut tidak akan dapat keluar lagi karena dinding dari kantung tersebut sangat licin bagi serangga. Di dalam kantung tersebut terdapat cairan yang diketahui dapat mencerna tubuh serangga menjadi materi organik yang berukuran lebih kecil yang dapat digunakan oleh tumbuhan tersebut. Telah diketahui bahwa ternyata di dalam cairan tersebut terdapat suatu enzim berupa kitinase dan protease yang berfungsi untuk mencerna tubuh serangga yang masuk ke dalam kantung tumbuhan ini.
Sifat unik yang dimiliki tumbuhan ini dimanfaatkan oleh para pecinta tanaman hias untuk sengaja menanam dan memelihara tanaman ini dalam suatu media tanam yang kurang akan unsur hara sesuai dengan habitatnya, karena jika tanaman ini ditanam dalam media dengan unsur hara yang baik dan mencukupi maka struktur kantung yang dimilikinya tidak akan berkembang dengan baik dan biasanya dengan jumlah yang sedikit, karena dengan keadaan media tanam yang cukup dengan unsur hara, kebutuhan akan nutrisi akan lebih mudah didapatkan dari media tanam dibandingkan dengan menangkap serangga dengan menggunakan kantung-kantungnya.
Nepenthes spp. atau kantung semar yang diperjualbelikan saat ini lebih banyak diperoleh langsung dari hutan, belum banyak para hobiis tanaman hias yang sengaja membudidayakannya sendiri. Sehingga dikhawatirkan jika hal ini terus terjadi maka tanaman ini akan menjadi terancam punah. Oleh karena ini perlu ada upaya untuk membatasi pengambilan langsung dari habitat aslinya dan deperlukan adanya upaya konservasi untuk melestarikan tanaman yang unik ini.
September 18, 2008 pada 2:57 pm
Tazkiyah Izzati 10605002
Waspadai Kecanduan Karbohidrat
“Apakah Anda sering mengalami rasa kurang puas setelah Anda makan? Dan merasa harus memakan lagi sesuatu yang ringan? Atau Anda tidak bisa hidup tanpa camilan? Kalau jawaban anda ya, maka kemungkinan Anda adalah pecandu karbohidrat.”
Ketika makanan masuk ke dalam tubuh kita, makanan tersebut akan terurai menjadi komponen yang paling kecil sehingga komponen kecil tersebut dapat dimasukkan ke dalam seluruh sel dan diubah menjadi energi. Sumber energi utama sel tubuh kita adalah karbohidrat. Karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu kelas molekul yang di dalamnya termasuk monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Sel-sel tubuh hanya menerima karbohidrat berupa monosakarida, contohnya adalah glukosa, oleh karena itu sistem pencernaan kita mengubah karbohidrat kompleks (polisakarida-pati, contohnya nasi) menjadi karbohidrat sederhana. Glukosa kemudian disampaikan ke sel-sel tubuh melalui sistem pembuluh darah.
Glukosa yang masuk ke dalam pembuluh darah akan menaikkan kadar gula dalam darah. Kenaikan kadar gula dalam darah ini akan segera dideteksi oleh suatu sel di pankreas yang dinamakan sel beta. Sel beta akan menerima sinyal bahwa terdapat kenaikan kadar gula darah sehingga sel beta akan mengeluarkan suatu hormon yang dinamakan Insulin. Insulin akan langsung dikeluarkan ke dalam pembuluh darah. Insulin merupakan kunci bagi sel untuk memasukkan nutrisi berupa gula. Jadi, dalam sel tubuh kita terdapat mekanisme “buka-tutup pintu”. Sel akan membuka “pintu” agar gula dapat masuk asalkan “kuncinya” tepat, dan insulin adalah “kunci” bagi “pintu” gula dalam sel. Apabila kunci –insulin- tidak ada, gula tidak dapat masuk ke dalam sel dan pintu sel untuk gula tetap menutup.
Ketika sel membuka pintu sehingga gula dapat masuk ke dalam sel, sel akan dapat mengubah gula menjadi energi yang dapat digunakan langsung ataupun menyimpannya dalam bentuk glikogen atau trigliserid (lemak). Hal yang perlu diingat adalah mekanisme ini juga berlaku pada otak. Insulin yang bekerja pada sel otak, akan memberitahu kita untuk berhenti makan. Sederhanya, insulin akan memacu sel-sel otak untuk mengeluarkan suatu neurotransmitter yang dinamakan serotonin. Serotonin ini adalah neurotransmitter yang akan memberitahu kita kalau kita tidak lagi lapar, juga merupakan neurotransmitter yang membuat kita mengantuk setiap habis makan. Karena insulin membuka jutaan pintu sel untuk gula, maka dengan sendirinya kadar gula dalam darah akan menurun, dan ketika kadar gula dalam darah normal, produksi insulin akan dihentikan.
Carbohydrate addiction & Resistensi Insulin
Apa yang terjadi bila tubuh kita memasukkan terlalu banyak karbohidrat? Kebanyakan orang Indonesia, memakan nasi dalam jumlah banyak, kemudian diselingi dengan camilan berupa roti, kue-kue atau jajanan pasar yang semuanya mengandung karbohidrat. Pada dasarnya, ketika kita makan, pankreas akan mengeluarkan insulin dalam dua fase. Fase pertama adalah fase dimana insulin yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah gula yang kita makan pada waktu makan sebelumnya, tidak peduli berapa banyak karbohidrat yang kita makan. Hal ini menandakan bahwa sel beta pada pankreas memiliki ingatan. Jadi semakin banyak makanan yang kita makan pada waktu makan sebelumnya, semakin banyak pula insulin yang dihasilkan. Fase kedua adalah fase dimana insulin yang dikeluarkan benar-benar sesuai dengan jumlah gula yang kita konsumsi. Hanya, pengeluaran insulin fase kedua ini terjadi 75 hingga 90 menit setelah makan. Pengeluaran insulin pada fase kedua disesuaikan dengan fase pertama. Jadi apabila jumlah insulin yang dikeluarkan pafa fase pertama kurang banyak untuk menurunkan kadar gula darah, insulin akan dikeluarkan sebanyak yang dibutuhkan tubuh agar kadar gula darah kembali normal.
Namun, seperti pertanyaan sebelumnya, bagaimana bila kita memakan terlalu banyak karbohidrat? Misalnya, pada pagi hari kita memakan 2 lembar roti dengan selai strawberry, kemudian 2 jam kemudian kita memakan kue coklat, 2 jam kemudian makan keripik kemudian makan nasi dan seterusnya, yang terjadi adalah insulin akan dikeluarkan terus menerus untuk menurunkan kadar gula darah yang terus meningkat setiap 2 jam. Pada kasus memakan kue coklat setelah makan 2 lembar roti dengan selai strawberry misalnya, tubuh kita akan mengeluarkan insulin fase pertama, yaitu sebanyak insulin yang dikeluarkan ketika kita memakan 2 lembar roti dengan selai. Kemudian, 75-90 menit setelah pengeluaran insulin pertama, dikeluarkan insulin “lagi” sedangkan saat itu kita sedang memakan keripik yang juga menaikkan kadar gula darah membuat insulin fase pertama dikeluarkan bersamaan dengan pengeluaran insulin fase kedua waktu makan sebelumnya. Hal ini berarti insulin menumpuk di dalam darah. Apabila pola makan ini kita lakukan tiap hari selama bertahun-tahun, berapa banyak insulin yang dikeluarkan per-harinya? Berapa kali insulin membuka pintu sel untuk gula? Dapat jutaan kali banyaknya dan bila pintu terlalu banyak dibuka, tentunya pintu pun lama-lama akan menjadi rusak, sehingga walaupun kuncinya masuk, pintu tidak akan membuka. Hal ini bila dianalogikan dengan sel, pintu sel untuk gula akan rusak, sehingga gula tidak dapat masuk ke dalam sel. Inilah yang dinamakan resistensi insulin, keadaan dimana sel tubuh tidak dapat lagi menerima insulin, sehingga gula tidak dapat masuk ke dalam sel yang menyebabkan energi tidak terbentuk dan sel dalam keadaan “lapar”. Akibatnya, kadar gula darah tetap tinggi dan kadar insulin pun tinggi. Orang dengan kadar insulin yang tinggi dalam darah disebut menderita hiperinsulenimia.
Bila kadar gula dalam darah tetap tinggi, maka insulin akan mengerjakan pekerjaan selanjutnya, yaitu membuat lemak. Selain berfungsi untuk memasukkan gula ke dalam sel, insulin juga berfungsi sebagai stimulator dalam pembentukan lemak. Penumpukan lemaik ini biasanya terjadi di lengan, paha ataupun perut.
Berkurangnya sensitivitas “pintu” gula untuk sel terhadap insulin, bukan hanya terjadi di bagian tubuh seperti lengan, paha dan perut, tetapi juga terjadi pada sel-sel otak. Beberapa sel pada otak yang berfungsi untuk mengatur makan (kapan kita butuh makan dan kapan kita harus berhenti makan) juga akan berkurang sensitivitasnya terhadap insulin, sehingga otak akan gagal memberitahu kita kapan harus makan dan kapan kita harus berhenti makan.
Dari informasi-informasi yang kita dapatkan, orang yang menderita resistensi insulin akan terus merasa bahwa dirinya butuh karbohidrat dalam jumlah banyak, bukan hanya karena sel-sel tubuh mereka tidak mendapatkan asupan gula untuk energi, tetapi juga karena otak mereka kehilangan kemampuan untuk memberitahu kita untuk mulai dan berhenti makan. Dalam tahap ini, orang akan terus menerus makan karbohidrat (makan camilan atau nasi) dan setelah memakannya orang tersebut sulit untuk merasa puas dan merasa bahwa ia harus memasukkan “sesuatu” lagi dalam tubuhnya yang berupa karbohidrat, bila tidak, orang ini akan merasakan kecemasan, berkurangnya kontrol emosi, pusing dan kemarahan. Padahal dengan terus memasukkan karbohidrat dalam tubuh, akan membuat sel-sel semakin resisten terhadap insulin, lemak terus dibentuk, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas.
Penanggulangan
Apabila anda sudah terlanjur menjadi pecandu karbohidrat, satu-satunya yang bisa Anda lakukan adalah mengurangi asupan karbohidrat. Anda tetap harus mengonsumsi karbohidrat dan tidak boleh melakukan diet tanpa karbohidrat, karena bagaimanapun, karbohidrat tetap merupakan sumber energi utama. Anda setidaknya harus mengonsumsi 3-4 porsi karbohidrat per hari, yang dianjurkan berupa karbohidrat kompleks, seperti roti gandum, kentang dengan kulitnya dan nasi merah. Satu porsi yang dianjurkan untuk roti adalah satu lembar, untuk nasi adalah satu gelas Aqua (250 ml) dan untuk kentang adalah kentang ukuran normal. Selebihnya, konsumsi camilan seperti jajanan pasar, donat, keripik-keripik, coklat, kue-kue dan makanan-makanan kecil lainnya harus dihilangkan. Bila Anda merasa lapar, cobalah mengisi perut Anda dengan sayur dan buah, selain sembuh dari mencandu karbohidrat, anda juga akan terhindar dari berbagai macam penyakit. Hal ini memang tidak mudah, tetapi untuk sehat, siapa sih yang tidak mau?
Tazkiyah Izzati
10605002
September 18, 2008 pada 3:39 pm
iqbal mitryaddinillah (10606063)
Alga, Alternatif Energi Masa Depan
Saat ini, dunia tengah menghadapi krisis energi global akibatnya melonjaknya permintaan energi fosil dan menipisnya cadangan energi fosil dunia. Energi fosil merupakan energi utama dan belum dapat tergantikan. Akan tetapi, energi fosil ketersediannya sangat terbatas karena tidak terbarukan dan diperlukan berjuta-juta tahun untuk membentuknya kembali sehingga banyak pencarian energi alternative untuk menggantikan penggunaan energi fosil. Salah satu energi alternatif yang tengah dikembangkan adalah biodiesel dari alga. Energi alternatif ini memiliki peluang pengembangan yang besar di Indonesia karena luasnya wilayah perairan Indonesia yang dapat digunakan untuk budidaya alga dan kebutuhan energi yang cukup besar.
Alga merupakan organisme fotosintetik yang umumnya hidup di daerah yang berair seperti di laut atau di danau dan memiliki rentang hidup yang luas sehingga mudah untuk dibudidayakan. Seluruh alga memiliki komposisi kimia sel yang terdiri atas protein, lipid, karbohidrat, dan asam nukleat. Komponen lemak/lipid inilah yang akan diekstraksi dan dibuat menjadi biodiesel sehingga alga yang memiliki kandungan lipid tinggi lebih ekonomis untuk dibudidayakan. Beberapa alga yang memiliki kandungan asam lemak lebih dari 20%, antara lain Scenedesmus dimorphus, Prymnesium parvum, dan Euglena gracilis.
Biodiesel yang berasal dari alga memiliki kualitas yang hampir sama dengan biodiesel yang dihasilkan tanaman penghasil minyak lainnya, seperti kelapa sawit. Bahkan, dengan luas lahan budidaya yang sama, alga mampu menghasilkan 200 kali lebih banyak daripada tanaman penghasil minyak lainnya. Selain dapat memproduksi biodiesel lebih banyak, biodiesel dari alga memilliki kinerja yang lebih baik pada suhu rendah karena banyaknya kandungan polyunsaturated dalam biodiesel alga walaupun senyawa tersebut mengakibatkan kestabilan biodiesel berkurang.
Ekstraksi minyak dari alga menjadi kendala dalam pengembangan energi alternatif ini karena mahalnya biaya ekstraksi sehingga energi ini sulit berkembang luas. Beberapa metode ektraksi yang telah diketahui antara lain, pengepresan (expeller/press), hexane solvent oil extraction, supercritical fluid extraction, osmotic shock, dan ultrasonic extraction. Dari beberapa metode tersebut, metode pengepresan merupakan yang paling banyak digunakan.
(Afrizal, 2008)
iqbal m
10606063
September 18, 2008 pada 3:57 pm
yunita (10605006)
Biodiesel Sebagai Alternatif Bahan Bakar
Pertambahan jumlah penduduk di Indonesia berdampak pada meningkatnya kebutuhan bahan bakar untuk transportasi dan kebutuhan sehari-hari. Saat ini jumlah bahan bakar minyak (bbm) yang tersedia lebih sedikit daripada jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan kondisi tersebut bbm menjadi langka dan berharga mahal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu solusi yang dapat diupayakan adalah dengan mengembangkan sumber energi alternatif berbahan minyak nabati (biodiesel) yang berasal dari jarak pagar (Jatropha curcas).
Jatropha curcas yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae, merupakan tanaman tahunan yang tahan terhadap kekeringan dan mampu tumbuh di lahan marginal. Jatropha curcas dapat menghasilkan biji dengan kandungan minyak yang cukup tinggi sekitar 30-50%. Minyak yang dihasilkan diketahui terdiri dari 16-18 atom karbon per molekul yang menyebabkan sifat viskositasnya tinggi dan daya bakar yang rendah. Untuk menurunkan viskositas dan meningkatkan daya bakarnya diperlukan transesterifikasi, yaitu suatu proses pengubahan trigliserida menjadi metil ester (biodisel) & gliserin.
Bila dibandingkan dengan bbm atau bahan bakar solar, biodiesel lebih bersifat ramah terhadap lingkungan, dapat diperbaharui, biodegradable, dan bersifat non toktsik (tidak menghasilkan racun).
September 18, 2008 pada 9:29 pm
Ira Rahmayunita (10606003)
Khasiat Lidah Buaya untuk Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan penyakit yang telah lama ditemukan yaitu sekitar 1500 SM. Orang-orang Mesir pada zaman dahulu telah mengenali tanda-tanda penyakit ini. Kini diabetes merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Penyakit ini muncul akibat mekanisme homeostasis glukosa dalam tubuh yang agak menyimpang. Pada organ pankreas terdapat kumpulan sel-sel endokrin yang mensekresikan dua hormon secara langsung ke dalam sistem sirkulasi. Kumpulan sel-sel tersebut adalah sel-sel alfa yang mensekresikan hormon peptida glukagon dan sel-sel beta yang mensekresikan hormon insulin. Hormon insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan cara merangsang semua sel tubuh untuk mengambil glukosa darah atau memperlambat perombakan glikogen dalam hati (Campbell, et al., 2004 : 143). Jika sel beta tidak berfungsi maka pankreas tidak dapat memproduksi insulin sehingga konsentrasi gula darah tinggi.
Ada dua bentuk diabetes, yaitu Diabetes melitus tipe I yang merupakan gangguan autoimun dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel pankreas. Diabetes melitus tipe II ditandai dengan penurunan responsivitas pada sel target akibat beberapa perubahan dalam reseptor insulin (Campbell, et al., 2004 : 143). Terapi yang ada saat ini untuk menangani diabetes tipe I adalah injeksi insulin sedangkan untuk diabetes tipe II mengontrol kadar glukosa darahnya dengan melakukan olahraga dan kontrol makanan.
Saat ini dunia kedokteran mulai kembali mempelajari obat-obat tradisional yang alami. Tanaman-tanaman yang memiliki khasiat obat telah diteliti dan dipelajari. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tanaman-tanaman ini mengandung senyawa-senyawa kimia yang secara klinis bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu jenis tanaman yang bermanfaat membantu pengontrolan kadar glukosa darah adalah Aloe vera atau lidah buaya. Tanaman lidah buaya dapat tumbuh di daerah kering. Tanaman ini termasuk dalam jenis CAM (Crassulance Acid Metabolism) yang memiliki ketahanan terhadap kekeringan. Oleh karena itu lidah buaya mudah dan murah untuk dibudidayakan.
Bagian lidah buaya yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan yaitu daunnya yang berbentuk tombak, berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau, dan mempunyai lapisan lilin di permukaannya. Daun ini mengandung air, getah, dan lendir. Senyawa kimia yang terkandung di dalam daun lidah buaya diantaranya adalah lignin, saponin, komplek anthraquinone seperti aloin, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, berbagai enzim, monosakarida, polisakarida, mineral, dan protein. Penelitian tentang khasiat lidah buaya untuk menurunkan kadar glukosa darah telah banyak dilakukan. Salah satu penelitian yang dilakukan adalah pemberian jus lidah buaya kepada kelinci yang diberi perlakuan dengan pemberian aloksan sehingga menderita diabetes tipe II. Setelah diberi aloksan kelinci mengalami penurunan berat badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelinci yang diterapi dengan jus lidah buaya mengalami peningkatan berat badan, peningkatan kadar glikogen dalam hati, dan penurunan kadar glukosa darah serta urin. Dalam penelitian disebutkan bahwa kandungan kimia di dalam jus lidah buaya dapat meningkatkan aktivitas enzim heksokinase yang mengubah glukosa menjadi glukosa-6-fosfat pada jalur glikolisis (Rajendran, et al., 2008 ).
Selain itu terdapat pula penelitian yang dilakukan terhadap tikus putih (Rattus norvegicus). Tikus putih diberi aloksan hingga menderita diabetes tipe II, kemudian diterapi dengan menggunakan jus lidah buaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pemberian jus, tikus putih mengalami penurunan kadar glukosa darah. Hal ini disebabkan adanya hambatan penyerapan glukosa di dalam usus halus. Suatu senyawa dari lidah buaya menghambat masuknya ion Ca2+ ke dalam sel sehingga protein transport SGLT1 (Sodium Glucose Transport 1) tidak dapat mentranspor glukosa dari lumen usus ke sel (Fauziah, 2008).
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut maka kita dapat memanfaatkan tanaman lidah buaya untuk membantu mengontrol kadar glukosa darah. Cara pembuatan jus lidah buaya yaitu, 1 pelepah daun lidah buaya dicuci bersih, dibuang durinya, kemudian dipotong-potong. Potongan-potongan daun direbus dengan 3 gelas air sampai menjadi ½ gelas. Cara pemakaiannnya yaitu, diminum 3 kali sehari, masing-masing ½ gelas sesudah makan (Hariana, 2007 : 66).
Ira Rahmayunita / 10606003
September 18, 2008 pada 10:55 pm
Leonita W. P. Swandjaja
Daphnia sebagai Indikator Kulaitas Perairan
Daphnia magna adalah crustacea kecil yang dikenal dengan sebutan kutu air (water flea). Daphnia sering digunakan untuk studi toksisitas karena tubuhnya yang transparan sehingga organ-organ tubuhnya dapat diamati dengan mudah bahkan tanpa pembedahan. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mengamati pengaruh fisiologis dari bahan-bahan kimia terntentu melalui pengamatan hewan hidup langsung. Daphnia pada umumnya digunakan sebagai indikator untuk studi toksikologi di perairan. Selain karena alasan di atas, Daphnia juga digunakan sebagai indikator karena siklus hidupnya yang relatif pendek.
Ada beberapa karakteristik Daphnia magna yang biasanya digunakan sebagai parameter dalam mengukur kualitas perairan, antara lain adalah pH, salinitas dan jumlah oksigen terlarut. Pada umumnya, semakin ekstrim pH perairan, maka akan semakin banyak mineral dan gas-gas toksik yang terlarut dalam perairan tersebut. Perairan yang mengandung amonia misalnya, toksisitasnya meningkat secara radikal dan mempengaruhi reproduksi dari Daphnia magna. Meskipun demikian, amonia di perairan tidak mempengaruhi kesehatan dari Daphnia itu sendiri (Clare, 2002).
Daphnia magna adalah salah satu organisme yang paling toleran terhadap kondisi kekurangan oksigen, tetapi Daphnia magna sangat sensitif terhadap perubahan komposisi ion di lingkungannya. Penambahan sodium, potasium, magnesium dan kalsium dalam jumlah kecil sekalipun akan membuat mereka tidak mampu bergerak dan kemudian mati. Fosfor dengan konsentrasi sangat kecil (kurang dari 0.5 ppm) akan merangsang reproduksi, dan dengan konsentrasi lebih dari 1 ppm nersifat toksik bagi Daphnia.
Dewasa ini penggunaan Daphnia magna dapat digantikan oleh kultur bakteri-bakteri tertentu karena siklus hidup bakteri yang relatif cepat. Namun demikian Daphnia magna masih menjadi pilihan utama dalam studi toksikologi perairan karena selain ukurannya yang kecil, pengkulturannya juga mudah. Selain itu, indikator Daphnia magna tidak memerlukan medium, tempat inkubasi dan peralatan khusus lain sehingga penggunaannya juga jauh lebih murah dari bakteri.
Leonita Swandjaja (10605007)
September 19, 2008 pada 12:01 am
Rina Listyaningrum
Sayuran sebagai Pembersih Lingkungan
Lingkungan sekitar kita sekarang sudah banyak dipenuhi oleh zat-zat berbahaya sebagai produk sampingan dari berbagai kegiatan manusia. Hal ini menyebabkan lingkungan tercemar dengan bahan logam dan non logam yang berbahaya. Contoh logam berbahaya yang ditemukan di lingkungan sekitar antara lain Na, Cl, Cd, Co dan Cr. Untuk membersihkan lingkungan maka dilakukan proses fitoremediasi. Fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik. Fitoremediasi logam seperti Na, Cl, Cd, Co, Cr termasuk kedalam fitoekstraksi karena logam tersebut termasuk dari golongan nonlogam metaloid dan senyawa organik yang diserap tapi tidak memiliki nilai ekonomi yang baik, tetapi tetap bisa dibakar untuk menghasilkan energi dan diisolasi unsurnya secara murni lagi
Tumbuhan banyak yang telah diketahui sebagai agen fitoremediasi. Salah satunya adalah pemanfaatan sayuran yang biasa dikonsumsi sebagai agen fitoremediasi. Contohnya adalah logam cadmium berbahaya dapat diserap dan diakumulasikan di dalam tubuh tumbuhan sayur. Tumbuhan sayur yang dapat dipengaruhi oleh logam cadmium misalnya tanaman “bitter gourd” (Momordica charantia L), kembang kol (Brassica oleraceae L), terung (Solanum melongena L), bawang (Allium cepa L), bayam (Spinacia oleraceae L) dan labu (Cucurbita pepo L).
Adanya sayuran-sayuran yang dapat membersihkan lingkungan dengan cara menyerap logam berbahaya di lingkungan dapat dimanfaatkan untuk agen fitoremediasi. Namun sayuran-sayuran yang digunakan sebagai agen fitoremediasi tidak terlalu aman untuk dikonsumsi manusia karena logam-logam berbahaya tersebut diakumulasikan pada bagian tumbuhan. Sehingga apabila dikonsumsi manusia akan berbahaya.
Rina Listyaningrum
NIM 10605032
September 19, 2008 pada 12:03 am
Rina Listyaningrum
Sayuran sebagai pembersih lingkungan
Lingkungan sekitar kita sekarang sudah banyak dipenuhi oleh zat-zat berbahaya sebagai produk sampingan dari berbagai kegiatan manusia. Hal ini menyebabkan lingkungan tercemar dengan bahan logam dan non logam yang berbahaya. Contoh logam berbahaya yang ditemukan di lingkungan sekitar antara lain Na, Cl, Cd, Co dan Cr. Untuk membersihkan lingkungan maka dilakukan proses fitoremediasi. Fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa organik maupun anorganik. Fitoremediasi logam seperti Na, Cl, Cd, Co, Cr termasuk kedalam fitoekstraksi karena logam tersebut termasuk dari golongan nonlogam metaloid dan senyawa organik yang diserap tapi tidak memiliki nilai ekonomi yang baik, tetapi tetap bisa dibakar untuk menghasilkan energi dan diisolasi unsurnya secara murni lagi
Tumbuhan banyak yang telah diketahui sebagai agen fitoremediasi. Salah satunya adalah pemanfaatan sayuran yang biasa dikonsumsi sebagai agen fitoremediasi. Contohnya adalah logam cadmium berbahaya dapat diserap dan diakumulasikan di dalam tubuh tumbuhan sayur. Tumbuhan sayur yang dapat dipengaruhi oleh logam cadmium misalnya tanaman “bitter gourd” (Momordica charantia L), kembang kol (Brassica oleraceae L), terung (Solanum melongena L), bawang (Allium cepa L), bayam (Spinacia oleraceae L) dan labu (Cucurbita pepo L).
Adanya sayuran-sayuran yang dapat membersihkan lingkungan dengan cara menyerap logam berbahaya di lingkungan dapat dimanfaatkan untuk agen fitoremediasi. Namun sayuran-sayuran yang digunakan sebagai agen fitoremediasi tidak terlalu aman untuk dikonsumsi manusia karena logam-logam berbahaya tersebut diakumulasikan pada bagian tumbuhan. Sehingga apabila dikonsumsi manusia akan berbahaya.
Rina Listyaningrum / 10605032
September 19, 2008 pada 12:30 am
Febrina Anggrianto
“Apa Itu Kultur In Vitro?”
Istilah kultur in vitro dikenal juga dengan istilah kultur jaringan. Kultur in vitro merupakan metoda untuk mengisolasi dan memelihara bagian tumbuhan pada medium buatan secara aseptik. Kultur in vitro tumbuhan mencakup teknik-teknik dan metoda yang digunakan untuk penelitian disiplin botani dan memiliki beberapa tujuan praktis. Sebelum memulai perbanyakan tumbuhan dengan metoda kultur in vitro, dibutuhkan pemahaman yang jelas mengenai cara-cara dimana materi tumbuhan dapat ditumbuhkan dan dimanipulasi dalam botol kultur. Baik pertumbuhan yang diatur maupun yang tidak diatur dapat terjadi dalam pertumbuhan secara in vitro.
Ada empat faktor penentu keberhasilan kultur in vitro. Pertama, sumber eksplan yang digunakan. Eksplan merupakan bagian dari tumbuhan yang dipindahkan atau diisolasi untuk ditanam di dalam medium. Sumber eksplan yang digunakan harus hidup dan sehat. Kedua, komposisi medium. Dengan komposisi medium yang tepat, sel tumbuhan mampu mengalami pembelahan dan diferensiasi yang selanjutnya membentuk individu tumbuhan yang utuh melalui organogenesis maupun embriogenesis somatik. Ketiga, kondisi atau lingkungan fisik. Faktor fisik seperti cahaya, temperatur, dan kelembaban sangat mempengaruhi proses organogenesis dan embriogenesis yang terjadi di dalam sel tumbuhan. Keempat, kondisi steril (aseptik). Kondisi steril ini dibutuhkan agar tidak terjadi kontaminasi dalam proses kultur in vitro, sehingga nutrisi-nutrisi di dalam medium hanya diterima oleh eksplan.
Materi tumbuhan hanya akan tumbuh secara in vitro ketika disediakan medium khusus. Biasanya suatu medium terdiri atas larutan garam makro dan mikro yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan bersama dengan berbagai vitamin (pilihan), berbagai asam amino (pilihan), dan sumber energi (biasanya sukrosa). Pertumbuhan dan perkembangan kultur in vitro juga bergantung pada penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT) tumbuhan ke medium. Zat pengatur tumbuh (ZPT) tumbuhan merupakan senyawa, yang berkonsentrasi sangat rendah, mampu memodifikasi pertumbuhan atau morfogenesis tumbuhan.
-Febrina Anggrianto/10605003-
September 19, 2008 pada 12:49 am
Eka Hilda (10605060)
Aplikasi enzim xilanase dalam industri Pulp dan kertas
Tahukah kamu bahwa kertas HVS yang sering kali kita gunakan awalnya tidaklah berwarna putih. Untuk memperoleh warna putih ternyata dibutuhkan proses yang panjang. Hal ini dimulai pada industri kertas dan pulp, dimana bahan baku kayu pembuat kertas setelah melalui proses digester dan pencucian, sebenarnya masih dalam keadaan kotor (derajat putihnya rendah). Untuk menghasilkan kertas yang bermutu tinggi perlu dilakukan proses pemutihan. Proses pemutihan ini bertujuan untuk menghilangkan lignin, hemiselulosa penyebab warna coklat dan zat ekstraktif yang dikandung dari hasil pencucian dan penyaringan. Proses pemutihan biasanya dilakukan bertahap, karena mempunyai kelebihan yang di antaranya adalah nilai derajat putihnya tinggi.
Kegiatan utama dalam industri pulp dan kertas adalah proses pulping (proses pembuatan pulp) dan proses bleaching (proses pemutihan pulp). Saat ini sebagian besar teknologi pulping yang digunakan pada industri pulp dan kertas di Indonesia adalah proses kraft dan proses sulfat sedangkan untuk proses bleaching banyak menggunakan senyawa klorin. Walaupun penggunaan senyawa klorin pada proses bleaching memberikan keuntungan, di lain pihak penggunaan senyawa klorin berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah berupa senyawa kloro organik yang berbahaya bagi lingkungan sekitar.
Salah satu solusi untuk mengatasi pencemaran lingkungan adalah penggunaan enzim xilanase pada proses pembuatan kertas. Penggantian penggunaan khlorin untuk pemutihan kertas ini telah memberikan peluang untuk aplikasi bioteknologi. Pada proses pembuatan kertas, enzim xilanase dapat digunakan untuk meningkatkan ekstraksi lignin dan melepaskan kromofor dari pulp sehingga mempermudah penghilangan lignin dan memperbaiki efisiensi pemutihan sisa lignin dalam serat selulosa. Xilanase digunakan untuk menghilangkan hemiselulosa dalam proses bleach-ing. Enzim ini sebagai pengganti cara kimia sehingga pencemaran racun limbah kimia akan dihindari dan lebih murah. Untuk proses pembuatan kertas diharapkan xilanase yang digunakan adalah yang termostabil dan tahan pada pH alkali serta jenis enzimnya adalah endoxilanase.
September 19, 2008 pada 1:09 am
Melliza Wulansari (10605037)
Judul artikel: Mangrove, Korban dari Negara Berkembang
Negara berkembang khususnya Indonesia, memiliki potensi untuk terus maju dari bidang apapun. Salah satu bidang tersebut adalah daerah pesisir. Di dalam daerah tersebut, terdapat ekosistem utama untuk peningkatan keanekaragaman hayati laut, yaitu ekositem padang lamun, ekosistem mangrove, dan ekosistem terumbu karang. Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan Indonesia, tekanan populasi, pengelolaan yang tidak memperhatikan aspek kelestarian,perkembangan industri dan perkotaan, memberikan dampak bagi salah satu ekositem, khususnya ekosistem mangrove.
Potensi kerusakan mangrove oleh kegiatan konversi lahan mangrove antara lain: perubahan komposisi tumbuhan, penurunan kesuburan mangrove, penuruanan kualitas air, hilangnya habitat bagi organisme lainnya, erosi, sedimentasi berlebihan, dan masih banyak lagi. Bila kondisi ini dibiarkan terus menerus, maka ancaman ini meliputi sosial, ekonomi dan ekologis suatu daerah.
Oleh karena itu diperlukan suatu kegiatan konservasi bahkan merestorasi dengan mengembalikan dan menata kembali yang mengalami kerusakan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk melindungi dan melestarikan spesies, menyediakan obyek wisata (ekoturism),serta meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya dalam konteks pembangunan berwawasan lingkungan. Saat ini dikembangkan suatu pola pengawasan pengelolaan ekosistem mangrove partisipatif yang melibatkan masyarakat. Ide ini dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa masyarakat pesisir yang relatif miskin harus dilibatkan dalam pengelolaan mangrove dengan cara diberdayakan, baik kemampuannya (ilmu) maupun ekonominya. Pola pengawasan pengelolaan ekosistem mangrove yang dikembangkan adalah pola partisipatif meliputi : komponen yang diawasi, sosialisasi dan transparansi kebijakan, institusi formal yang mengawasi, para pihak yang terlibat dalam pengawasan, mekanisme pengawasan, serta insentif dan sanksi.
September 19, 2008 pada 1:41 am
nisa'a A.N.N (10605055)
Neurotoxic shelfish poisoning(NSP) merupakan suatu kondisi keracunan akibat memakan kerang atau moluska lain yang telah mengakumulasi neurotoksin. Gejala keracunan yang terkait NSP biasanya terjadi 1-3 jam setelah seseorang mencerna racun tersebut. Gejala-gejalanya antara lain mati rasa, sakit pada bagian gastrointestinal, muntah, diare, rasa sakit dan erbakar pada rektum,keram, dingin, dan berkeringat. Keracunan akibat menghirup racun dari udara menyebabkan gangguan pernapasan. Belum pernah ada pasien yang dilaporkan meninggal akibat menderita NSP. Kondisi keracunan ini tidak hanya membahayakan manusia, namun juga ikan, burung, dan mamalia lain yang mengonsumsi kerang.
NSP hanya pernah dilaporkan di daerah sekitar Teluk Meksiko dan gejala keracunan seperti NSP dilaporkan di Selandia Baru. Hal ini terkait dengan fenomena red tide di sekitar Teluk Meksiko yang terjadi sejak tahun 1844.Pada tahun 1946, diketahui suatu spesies dinoflagelata, Gymnodinium breve mengalami blooming sehingga menyebabkan red tide. Di sekitar Teluk Meksiko luasan red tide dapat mencapai 10.000 km2 dan membunuh kerang, ikan, burung, dan mamalia, serta menyebabkan keracunan pada manusia. Fenomena ini juga menyebabkan kegiatan pariwisata serta budidaya kerang mengalami kerugian.
Neurotoxic shelfish poisoning terjadi akibat nurotoksin yang bernama brevetoksin yang diakumulasi oleh kerang. Brevetoksin merupakan toksin yang dikeluarkan oleh beberapa spesies dinoflagelata, antara lain : Pfiesteria piscicida, Gymnodinium nagasakiense, Gymnodinium catenatum, Gymnodinium breve , Fibrocapsa japonica, Chatonella marina, dan Chatonella antiqua. Namun, kasus NSP di sekitar teluk Meksiko dikaitkan dengan blooming dari Gymnodinium breve.
Gymnodium breve membutuhkan salinitas dan temperatur yang tinggi. Dalam kondisi normal, spesies ini terdapat di daerah off shore dengan jumlah <1000 sel/L.Spesies ini dapat memanfaatkan nutrisi organik dan inorganik serta cahaya dalam jumlah yang terbatas. Dinoflagelata ini pun mempunyai kemampuan fotosintesis yang sangat tinggi. Selain itu alga ini dapat bereproduksi dengan cepat (membelah satu kali dalam sehari) dan dapat memenangkan kompetisi dengan plankton lain.
Gymnodium breve blooming diinisiasi di daerah off shore terjadi ketika adanya intrusi air laut dari daerah yang lebih dalam ke Florida shelf. Kemudian alga yang tumbuh dengan cepat ini (dalam 2-8 minggu dapat menjadi 1-2,5 x 105/L) dapat bergerak ke arah on shore akibat adanya gelombang, arus, dan angin. Siklus angin tahunan yang bertiup ke arah utara pada musim panas dan bertiup ke arah selatan pada musim dingin bertanggung jawab mengatur up welling dan down welling yang akan mengonsentrasikan atau menyebarkan red tide.Setelah sampai on shore red tide dapat membahayakan kerang, ikan,burung, manusia, dan mamalia lainnya.
Red tide dapat bertahan lama di dekat pantai karena alga ini dapat memanfaatkan nutrisi yang mengalir ke laut dari daratan. Jadi, agar red tide tidak bertahan lama maka aliran nutrisi dari darat yang disebabkan oleh manusia harus dihentikan.
September 19, 2008 pada 2:18 am
monita krisna pratiwi (10605065)
NEUROTRANSMITTER
Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf (neuron) yang berfungsi untuk memproses informasi dan mentransmisikan informasi pada sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi. Secara struktural, sel saraf terdiri dari dendrit, badan sel (soma), dan akson yang pada ujungnya terdapat bonggol yang disebut terminal akson (Campbell et al., 1999). Sinapsis adalah persambungan unik yang mengontrol komunikasi antara satu neuron presinaps dengan neuron postsinaps lainnya. Sinapsis ditemukan diantara dua neuron, diantara reseptor sensoris dan neuron sensoris, diantara neuron motoris dan sel otot yang dikontrolnya dan diantara neuron dengan sel kelenjar. Pada sinapsis, sel yang menghantarkan sinyal disebut sel presinaptik dan sel yang menerimanya disebut sel postsinaptik. Sinapsis terdiri dari sinaps listrik dan sinaps kimiawi. Sinaps listrik memungkinkan potensial aksi merambat secara langsung dari satu sel presinaptik ke sel postsinaptik. Adapun sinapsis kimiawi terjadi dengan bantuan suatu neurotransmitter sehingga potensial aksi dapat merambat melalui celah sinap. Adanya neurotransmitter memungkinkan sel-sel saraf untuk dapat tetap berkomunikasi walaupun harus melalui suatu celah sinaps. Fungsi utama neurotransmiter adalah untuk menyampaikan, memperkuat, atau mengubah sinyal elektrik di antara dua neuron, neuron presinaptik dan neuron postsinaptik
Neurotransmiter disintesis secara endogen dalam sel saraf presinaptik, dan mampu mempengaruhi kecepatan perambatan impuls saraf dan memodifikasi sinaps. Sinaps yang seringkali aktif akan meningkatkan jumlah neurotransmiter yang disimpannya dan melepaskan lebih banyak neurotransmiter pada setiap stimulasi lanjut. Beberapa penelitian terhadap tikus dewasa menunjukkan adanya korelasi antara jumlah neurotransmitter yang dilepaskan dengan proses belajar dan mengingat Semakin banyak jumlah neurotransmiter yang dilepaskan, semakin besar efeknya pada neuron postsinaptik sehingga efek fasilitasi yang dihasilkan mampu mempengaruhi semua neuron pada sirkuit otak.Glutamat adalah salah satu neurotransmitter yang mampu mengeksitasi sinapsis kolinergik dan terlibat banyak dalam proses pembelajaran motorik Penggunaan perangkat uji baku water-E maze dan running wheel selain dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh proses belajar dan mengingat yang dialami oleh hewan uji melalui pengukuran kadar enzim glutamat yang terdapat di otak, perangkat uji ini juga mampu menginduksi aktifitas motorik hewan uji.
September 19, 2008 pada 2:20 am
retnainwonderland
HUTAN TANAMAN INDUSTRI
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk yang tinggi. Tingginya jumlah penduduk ini berdampak pada meningkatnya jumlah kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Salah satu kebutuhan yang semakin meningkat adalah kebutuhan akan kayu. Kebutuhan kayu yang semakin meningkat ini menyebabkan banyaknya bermunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan. Hutan merupakan sumber penghasil kayu dan merupakan lahan potensial bagi perusahan-perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan. akan tetapi hutan tidak dapat terus menerus digunakan sebagai lahan potensial untuk mendapatkan kayu. Karena seperti yang kita ketahui bahwa hutan merupakan rumah dari banyak makhluk hidup, sumber biodiversitas, dan penjaga keseimbangan ekosistem (Campbell, 2004). Dengan adanya kegiatan logging ini akan menyebabkan berubahnya fungsi hutan itu sendiri. Adanya alih fungsi hutan akan berdampak pada keanekaragaman hayati karena secara umum keanekaragaman spesies lebih tinggi pada lingkungan yang kompleks (Molles, 2008).
Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang perkayuan berusaha untuk tetap dapat memproduksi kayu tanpa terus-menerus mengambil dari hutan alam. Hak pengusahaan hutan alam yang telah diberikan kepada perusahaan-perusahaan kemudian diubah oleh perusahaan menjadi areal Hutan Tanaman Industri (HTI). Agar dapat terus memproduksi kayu maka HTI dikelola dengan menggunakan sistem Sustainable Forest Management, dengan sistem ini produksi kayu diharapkan akan dapat terus terpenuhi. Untuk mendukung sistem ini maka perusahaan memiliki divisi plantation pada perusahaannya. Divisi ini nantinya akan menyuplai kebutuhan bibit yang siap tanam untuk ditanam pada lahan/area milik perusahaan tersebut. HTI ini akan memproduksi kayu untuk memasok kebutuhan bahan baku industri MDF (Medium Density Fiberboard) yang akan dibangun dengan kelas perusahaan kayu serat. Hal ini berarti bahwa kayu yang dihasilkan akan digunakan untuk industrinya sendiri. Prospek kayu hasil HTI ini sangat bergantung pada prospek dasar MDF, kertas dan kayu pertukangan karena kebutuhan kayu adalah kebutuhan turunan / derifet demand dari kebutuhan MDF, kertas dan kayu pertukangan yang juga merupakan kebutuhan turunan dari kebutuhan bahan bangunan, furniture, interior dan kertas (Rencana Karya Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Pola Transmigrasi, 1997). Dengan ini dapat dilihat bahwa kayu yang diproduksi oleh HTI dapat menutupi tingginya kebutuhan masyarakat akan kayu tanpa mengorbankan banyak hutan alam di Indonesia.
September 19, 2008 pada 2:56 am
Novita Yustinadiar (10605057)
Dari Pakan Burung, Bahan Pangan, Hingga Bioetanol
Pernahkah Anda mendengar Pearl Millet atau millet putih? Pearl millet [Pennisetum glaucum (L.) R.Br.] merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam famili Gramineae (Poaceae), yang menghasilkan biji-biji kecil berdiameter sekitar 3-4 mm dan berwarna putih. Tanaman ini tingginya antara 1 sampai 4 kaki (0,3-1,2 meter) tergantung varietas dan kondisi pertumbuhannya dengan waktu penanaman antara 60-70 hari. Millet mampu beradaptasi dengan kondisi tanah yang kurang subur dan tanah berpasir dengan curah hujan yang rendah. Millet ini diperkirakan pertama kali ditanam di India dan Afrika yang digunakan sebagai bahan pakan burung dan bahan pangan sereal. Tetapi, di Indonesia millet dikenal sebagai jewawut yang hanya ditanam sebagai tanaman pakan burung dan ternak.
Tanaman millet memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi sekitar 70% dengan produksi biomassa sekitar 1,5-2 ton/acre sehingga dapat dijadikan sumber karbohidrat sebagai bahan baku pembuatan biofuel jenis bioetanol. Di Amerika, telah dilakukan penelitian mengenai produksi bioetanol dari tanaman millet. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa proses fermentasi karbohidrat yang berasal dari tanaman millet lebih cepat dibandingkan dengan yang berasal dari jagung. Potensi tanaman ini telah diakui sebagai bahan alternatif sebagai sumber karbohidrat yang cukup untuk menghasilkan bioetanol karena pertumbuhannya yang cepat, tahan kekeringan, tidak memerlukan banyak nutrisi untuk pertumbuhannya, dan kandungan karbohidratnya yang cukup tinggi dengan produktivitas yang tinggi pula.
Biji yang dihasilkan tanaman millet mengandung protein sekitar 6-11% dan lemak 1,5-5%. Jika dibandingkan dengan beras sebagai makanan pokok kita, kandungan protein dan lemak biji millet tersebut lebih tinggi. Sebagai pakan burung, biji millet mampu menghasilkan energi sebesar 568 kal/100 gram. Selain itu, biji millet juga mengandung karbohidrat, vitamin B, terutama niasin, B6 dan folat, kalsium, besi, potassium, magnesium, seng, dan asam amino yang baik untuk tubuh kita. Karena kaya akan kandungan nutrisi tersebut, maka biji millet dimanfaatkan sebagai bahan pangan sereal di Afrika, India, dan Amerika disamping sebagai bahan pakan burung dan ternak.
Walaupun tanaman millet tergolong tanaman yang handal, mudah tumbuh dengan cepat, dan kaya nutrisi, tetapi hingga saat ini di Indonesia belum ada yang membudidayakannya dan menjadikannya sebagai bahan baku bioetanol maupun bahan pangan alternatif. Penanaman tanaman millet di Indonesia hanya dimanfaatkan sebagai tanaman pakan burung dan ternak. Oleh karena itu, pemanfaatan tanaman millet di Indonesia perlu ditingkatkan untuk mengatasi krisis bahan pangan dan bahan bakar alternatif.
September 19, 2008 pada 3:16 am
Rosmawanti Fadjrin Kh (10605019)
HUTAN TANAMAN INDUSTRI
Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk yang tinggi. Tingginya jumlah penduduk ini berdampak pada meningkatnya jumlah kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Salah satu kebutuhan yang semakin meningkat adalah kebutuhan akan kayu. Kebutuhan kayu yang semakin meningkat ini menyebabkan banyaknya bermunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan. Hutan merupakan sumber penghasil kayu dan merupakan lahan potensial bagi perusahan-perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan. akan tetapi hutan tidak dapat terus menerus digunakan sebagai lahan potensial untuk mendapatkan kayu. Karena seperti yang kita ketahui bahwa hutan merupakan rumah dari banyak makhluk hidup, sumber biodiversitas, dan penjaga keseimbangan ekosistem (Campbell, 2004). Dengan adanya kegiatan logging ini akan menyebabkan berubahnya fungsi hutan itu sendiri. Adanya alih fungsi hutan akan berdampak pada keanekaragaman hayati karena secara umum keanekaragaman spesies lebih tinggi pada lingkungan yang kompleks (Molles, 2008).
Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang perkayuan berusaha untuk tetap dapat memproduksi kayu tanpa terus-menerus mengambil dari hutan alam. Hak pengusahaan hutan alam yang telah diberikan kepada perusahaan-perusahaan kemudian diubah oleh perusahaan menjadi areal Hutan Tanaman Industri (HTI). Agar dapat terus memproduksi kayu maka HTI dikelola dengan menggunakan sistem Sustainable Forest Management, dengan sistem ini produksi kayu diharapkan akan dapat terus terpenuhi. Untuk mendukung sistem ini maka perusahaan memiliki divisi plantation pada perusahaannya. Divisi ini nantinya akan menyuplai kebutuhan bibit yang siap tanam untuk ditanam pada lahan/area milik perusahaan tersebut. HTI ini akan memproduksi kayu untuk memasok kebutuhan bahan baku industri MDF (Medium Density Fiberboard) yang akan dibangun dengan kelas perusahaan kayu serat. Hal ini berarti bahwa kayu yang dihasilkan akan digunakan untuk industrinya sendiri. Prospek kayu hasil HTI ini sangat bergantung pada prospek dasar MDF, kertas dan kayu pertukangan karena kebutuhan kayu adalah kebutuhan turunan / derifet demand dari kebutuhan MDF, kertas dan kayu pertukangan yang juga merupakan kebutuhan turunan dari kebutuhan bahan bangunan, furniture, interior dan kertas (Rencana Karya Pengusahaan Hutan Tanaman Industri Pola Transmigrasi, 1997). Dengan ini dapat dilihat bahwa kayu yang diproduksi oleh HTI dapat menutupi tingginya kebutuhan masyarakat akan kayu tanpa mengorbankan banyak hutan alam di Indonesia.
September 19, 2008 pada 3:21 am
Fitaria Setioso (10605074)
Polyvinyl Chloride (PVC)
Polyvinyl chloride V atau PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
Kebanyakan plastik seperti PVC (poly vinyl chloride), agar tidak bersifat kaku dan rapuh ditambahkan dengan suatu bahan pelembut (plasticizer) yang diambil dari kumpulan flafat. Belakangan di ketahui penggunaan bahan pelembut ini yang justru dapat menimbulkan masalah kesehatan. Sebagai contoh, penggunaan bahan pelembut seperti bifenil poliklorin (PCB) sekarang sudah dilarang pemakaiannya karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia (karsinogenik). Sedangkan plastic PVC yang menggunakan pelembut jenis di(2-ethylhexyl) adipate (DEHA), berdasarkan penelitian di Amerika Serikat, dapat mengkontaminasi makanan dengan mengeluarkan bahan pelembut ini ke dalam makanan. Berdasarkan data kajian yang dijalankan terhadap hewan percobaan, DEHA dapat menggangu system reproduksi dan menghasilkan janin yang cacat, selain mengakibatkan kanker. DEHA diduga mempunyai karakter yang sama dengan hormon yang membawa sifat-sifat khas wanita, yaitu estrogen.
Pencegahan
Hati-hati adalah kiat yang tak dapat kita hindari. Pertama, hati-hati dalam memilih dan memakai wadah dan kemasan plastik. Sesuaikan dengan desainnya. Ada beberapa produk khusus yang mendesain produk plastik yang dapat digunakan untuk menyimpan makanan panas. Biasanya, harga produk tersebut memang relatif mahal. Namun, produk tersebut menjanjikan keamanan.
Kedua, jangan menggunakan plastik kemasan untuk mengolah makanan, karena dikhawatirkan ada perubahan komponen kimia yang masuk ke dalam makanan yang kita konsumsi. Ketiga, jangan menggunakan produk yang tidak didesain untuk makanan kemudian kita pakai untuk mewadahi makanan. Apalagi, bila makanan itu berupa makanan yang digoreng.
Sebagai penyeimbang dan untuk mencegah banyaknya pencemar yang masuk ke dalam tubuh kita, maka biasakanlah keluarga untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi. Buah-buahan, sayuran, bawang, dan kacang-kacangan, adalah beberapa di antaranya. Serat makanan bahan tadi, seperti pektin, lignin, dan beberapa hemiselulosa dari polisakarida lain yang larut dalam air, vitamin C, serta bioflavanoid. Semua itu diyakini dapat mengurangi risiko munculnya penyakit.
September 19, 2008 pada 3:30 am
muthia HL (10605012)
ASI? Mengapa Tidak.
Apa yang Anda pikirkan bila Anda mendengar sebuah nama, Jeniffer Lopez (J-Lo)? Seorang entertainer Kelas dunia yang kiprahnya tidak diragukan lagi di dunia Acting dan musik. Dunia sempat menyoroti sosok itu ketika beberapa tahun yang lalu dia melahirkan beberapa bayi kembar yang lucu-lucu, hasil cinta bersama sang suami yang juga Actor ternama, Brad Pitt. Sorotan yang lebih tajam lagi terjadi, saat J-Lo memutuskan untuk tidak menyususi anak-anaknya itu, atau dengan kata lain dia lebih mempercayakan kepada susu formula dibandingkan dengan Air Susu Ibu untuk pemenuhan kebutuhan gizi sang bayi. Mungkin di dunia ini banyak J-Lo,J-Lo lainnya yang memutuskan hal yang serupa. Mari kita lupakan mengenai masalah J-Lo sejenak, dan beralih pada seberapa pentingnya ASI (Air Susu Ibu) bagi bayi yang sedang memasuki masa-masa ‘kritis’nya.
Bayi yang baru lahir, sangat rentan dengan segala macam zat asing, baik bakteri, virus, atau jamur yang dapat menyebabkan sakit pada tubuh sang bayi. ASI inilah yang berperan dalam melawan serangan penyakit, karena di dalam ASI sendiri terdapat zat-zat kekebalan tubuh, selain itu ASI juga mnyediakan lingkungan yang ‘nyaman’ bagi flora normal yang ada di dalam tubuh. Flora normal inilah yang membantu menghambat perkembangan dari patogen-patogen yang masuk ke dalam tubuh. Sehebat apapun komposisi dari susu formula buatn pabrik, tetap saja tidak mampu mengalahkan kehebatan sebuah ASI.
ASI adalah makanan dan minuman bagi bayi. Sari-sari makanan yang terdapat didalamnya dapat membantu mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sel-sel syaraf. Untuk efek jangka panjang, ternyata ASI juga dapat berpengaruh pada tekanan darah, yaitu menurunkan resiko terkena serangan jantung. Begitu banyak manfaat lainnya dari pemberian ASI ini, seperti meningkatkan kecerdasan seseorang, menurunkan resiko diare, infeksi saluran pernapasan, dan kematian mendadak bagi bayi serta mencegah susah buang air besar pada bayi.
Selain manfaat bagi bayi itu sendiri, ternyata ASI juga mempunyai manfaat bagi sang ibu, diantaranya, memberikan ASI segera setelah melahirkan dapat meningkatkan kontraksi pada rahim, yang berarti dapat mengurangi resiko terjadinya pendarahan. Selain itu pemberian ASI juga dapat mempercepat pengecilan rahim setelah kelahiran, dan yang sangat disukai bagi kaum wanita yaitu dengan memberikan ASI juga dapat menurunkan kalori sehingga mempercepat penurunan berat badan sang ibu. Apapun keputusan bagi seorang ibu, yakinlah bahwa Tuhan tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia.
September 19, 2008 pada 3:31 am
Shinta_Asarina/10605071
Kebutuhan energi renewable dalam masyarakat dunia saat ini sangat meningkat. Lisrik merupakan salah satu bentuk enegi yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena memiliki peranan penting dalam menunjang aktivitas manusia, salah satunya sebagai alat penunjang komponen umah tangga sperti kompor, setrika, kipas, lampu, dan sebagainya. Namun selama ini listik terutama dihasilkan dengan mengkonversi energi yang berasal dari minyak bumi. Sebagaimana diketahui persediaannya di alam kian menipis, hal ini dikarenakan bentuknya yang tak terbaharukan.
Pemanfaatan minyak bumi juga berdampak terhadap kerusakan lingkungan dari sisa pembakaran beupa gas CO2 maupun CO yang selanjutnya dapat menimbulkan pemanasan global. Karena itu diperlukan pencarian enegi alternatif dari sumber-sumber yang ada di alam dengan jumlah yang melimpah dan mudah diperoleh.
Microbial Fuel Cell (MFC) adalah salah satu contoh teknologi fuel cell yang menggunakan system mikrobiologis untuk menghasilkan energi listrik. Teknologi MFC memberikan bentuk lain dari energi renewable dengan membuat/ mneghasilkan listrik dari apa yang kita anggap sebagai limbah. Teknologi ini dapat menggunakan bakteri yang telah terdapat pada limbah sebagai katalis untuk menghasilkan listrik dan sekaligus mendegradasi limbah organik. Namun potensi kekayaan sumber mikroba lokal dan substrat yang berasal dari berbagai limbah organik masih kurang termanfaatkan padahal jumlahnya sangat melimpah.
Walaupun MFC menghasilkan energi dalam jumlah yang lebih sedikit daripada hidrogen fuel cell, namun kombinasi dari produksi energi listrik dan pendegradasian limbah dapat mereduksi biaya pengelolaan limbah di dunia.
September 19, 2008 pada 3:50 am
Jayanty A. (10605024)
PROBIOTIK UNTUK RUMINANSIA
Perkembangan teknologi pakan ternak ruminansia tidak terlepas dari upaya pemenuhan kebutuhan gizi pokok dari produksi mikroorganisme rumen serta peningkatan efisiensi hasil sintesa protein dalam rumen dan akhirnya untuk meningkatkan produksi ternak. Pemanfaatan probiotik secara luas di dunia peternakan ditujukan untuk menghindari munculnya efek samping pada penggunaan antibiotik, untuk terapi maupun sebagai growth promoter dalam pakan ternak (Pamungkas, 2006).
Penggunaan antibiotik atau antimikrobial sebagai bahan aditif dalam pakan ternak telah berlangsung lebih dari 40 tahun. Senyawa antibiotik tersebut digunakan sebagai growth promotor dalam jumlah yang relatif kecil namun dapat meningkatkan efisiensi pakan (feed efficiency) dan reproduksi ternak sehingga dengan penggunaan bahan aditif tersebut peternak dapat memperoleh keuntungan lebih. Namun, akhir-akhir ini penggunaan senyawa antibiotik mengalami penurunan dan bahkan di beberapa negara telah melarang penggunaan antibiotik sebagai bahan aditif dalam pakan ternak, hal ini disebabkan karena dua faktor utama. Pertama, kemungkinan hadirnya residu dari antibiotik yang akan menjadi racun bagi konsumen, di samping itu antibiotik dapat menciptakan mikroorganisme yang resisten dalam tubuh manusia atau ternak (terutama bakteri-bakteri pathogen seperti Salmonella, Eschericia coli dan Clostidium perfrinens) (Samidi, 2007).
Sebagai pengganti antibiotik, nutritionist merekomendasikan peternak menggunakan probiotik sebagai bahan aditif. Istilah probiotik, yang artinya ‘for life’, berasal dari bahasa Yunani digunakan pertama kali oleh Lilly dan Stillwell tahun 1965 untuk menggambarkan ‘substansi yang dikeluarkan satu mikroorganisme yang menstimulasi pertumbuhan yang lain’. Tahun 1971 Sperti menggunakan istilah ini untuk ekstrak jaringan yang menstimulasi pertumbuhan bakteri, sedangkan Parker (1974) memberi definisi yang digunakan hingga sekarang yaitu organisme dan substansi yang menyumbang keseimbangan mikroba usus. Tahun 1989, Fuller memperbaiki definisi ini menjadi ‘suplemen mikroba hidup yang punya keuntungan menyeimbangkan mikroba usus’(Fuller, 1992).
Pada saat ternak mengalami stres, keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan terganggu, mengakibatkan sistem pertahanan tubuh menurun dan bakteri-bakteri patogen berkembang dengan cepat, pemberian probiotik dapat menjaga keseimbangan komposisi mikroorganisme dalam sistem pencernaan ternak dan berakibat meningkatnya daya cerna bahan pakan serta menjaga kesehatan ternak. Manfaat probiotik sebagai bahan aditif ditunjukkan dengan meningkatnya ketersediaan lemak dan protein bagi ternak, di samping itu probiotik juga meningkatkan kandungan vitamin B kompleks melalui fermentasi makanan. Probiotik juga dapat meningkatkan kekebalan (immunity), mencegah alergi makanan dan kanker (colon cancer) (Samadi, 2007).
Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), imbuhan pakan berupa jasad renik hidup yang aman dikonsumsi ternak itu dapat berasal dari golongan bakteri dan jamur. Contohnya, Aspergillus niger, A. oryzae, Bacillus coagulans, B. lentus, B. lincheniformis, B. pumilus, B. subtilis, Bacteroides amylophilus, B. capillosus, B. ruminocola, B. suis, Bifidobacterium adoloscentis, B. animalis, B. bifidum, B. infantis, B. lonum, B. thermophilum, Lactobacillus acidophilus, L. brevis, L. bulgaricus, L. casei, L. cellobiosus, L. curvatu, L. delbruekii, L. fermentum, L. lactis, L. plantarum, L. reuterii, Leuconostoc mesenteroides, Pediococcus acidilacticii, P. cerevisiae, P. pentosaceus, Propionibacterium freudenreichii, P. shermanii, Saccharomyces cerevisiae, Streptococcus cremoris, S. diacetylactis, S. faecium, S. intermedius, S. lactis, dan S. thermophilus. Contoh probiotik yang diproduksi secara komersial di Indonesia, dari golongan bakteri, yaitu Lactobacillus bulgaricus, L. acidophilus, Bifidobacterium thermophilum, Bacteroides succinogenes, dan Ruminococcus flavefaciens. Sedangkan dari kelompok jamur, antara lain Saccharomyces cerevisiae, Aspergillus oryzae, A. niger, Candida utilis, Neocalimastic frontalis, Ruminomyces sp., Anaeromyces, dan Orpinomyces sp. (Winugroho, 2008).
September 19, 2008 pada 4:24 am
Selvi S.Y. (10604130)
MANFAAT JERUK NIPIS
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk salah satu jenis citrus Geruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Batang pohonnya berkayu ulet dan keras. Sedang permukaan kulit luarnya berwarna tua dan kusam. Tanaman jeruk nipis pada umur 2 1/2 tahun sudah mulai berbuah. Bunganya berukuran kecil-kecil berwama putih dan buahnya berbentuk bulat sebesar bola pingpong berwarna (kulit luar) hijau atau kekuning-kuningan. (Anonim 1, 2005)
Ternyata, setelah melalui perhitungan jasa, tak satu pun jeruk yang punya manfaat melebihi jeruk nipis. Padahal saingannya sekitar 1.300-an jenis jeruk (baru puluhan yang dibudidayakan, karena bernilai ekonomi tinggi). Bukti keunggulan jeruk nipis juga bisa dilihat pada ramuan obat maupun kecantikan tradisional di Indonesia. Hampir semuanya mencantumkan nama jeruk nipis sebagai bahan baku, baik untuk dimanfaatkan air buahnya maupun daunnya. (Suriawiria, 2008)
Masyarakat Jawa juga kerap menggunakan air perasan buah jeruk nipis untuk mengecilkan dan mengeringkan peranakan sehabis melahirkan. Formulanya, campur air perasan tersebut dengan kapur sirih, jadikan parem, lalu balur parem tadi ke perut selama 40 hari. (Suriawiria, 2008)
Bagi mereka yang ketiak atau keringatnya bau, juga ada resep manjur. Campurkan saja perasan jeruk nipis dengan sedikit kapur sirih, kemudian gosokkan ke sumber bau. Dalam sekejap, bau tak sedap berubah wangi. Begitu banyaknya manfaat jeruk nipis, sampai-sampai para pakar pengobatan tradisional menjulukinya “buah seribu manfaat.” Pasalnya, selain berkhasiat obat, perasan air jeruk nipis juga bisa digunakan untuk menghilangkan bau amis akibat ikan atan pun senyawa lainnya. (Suriawiria, 2008)
Terakhir, dilibatkan dalam membuat ragi tape. Selain menggunakan campuran tepung beras ketan, air tebu, dan sebagainya, penambahan perasan buah jeruk nipis sangat dianjurkan. Ragi plus tadi dijamin mempunyai kinerja lebih baik dalam memfermentasi ketela atau beras ketan menjadi peuyeum. (Suriawiria, 2008)
Anonim 1. 2005. Jeruk Nipis. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=131. Tanggal akses:17 September 2008
Suriawiria, H. U. 2008. Hebatnya “Presiden” Jeruk Nipis!. http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=132&Itemid=3. Tanggal akses: 17 September 2008
September 19, 2008 pada 4:26 am
Mahendra_Primajati/10605042
Peranan Penginderaan Jauh (Remote Sensing) dalam Inventarisasi Data Sumber Daya Alam Indonesia
Indonesia merupakan suatu negara dengan wilayah geografis yang sangat luas dibandingkan dengan negara lain didunia. wilayah yang sangat luas ini juga di berkahi oleh keanekaragaman hayati yang sangat luar biasa sehingga jika tidak terdapat suatu data yang mencatat seberapa besar kekayaan alam yang kita miliki akan sungguh sangat disayangkan. Dalam hal ini inventarisasi data sumber daya alam indonesia dapat didukung dengan salah satu teknologi modern yang dapat digunakan yaitu penginderaan jauh (remote sensing).
Penginderaan jauh merupakan suatu ilmu atau teknologi untuk memperoleh informasi atau fenomena alam melalui analisis suatu data yang diperoleh dari hasil rekaman obyek tanpa harus dilakukan pengamatan secara langsung. Perekaman atau pengumpulan data penginderaan jauh (inderaja) dilakukan dengan menggunakan alat pengindera (sensor) yang dipasang pada pesawat terbang atau satelit. Teknologi Penginderaan Jauh (Inderaja) semakin berkembang melalui kehadiran berbagai sistem satelit dengan berbagai misi dan teknologi sensor. Aplikasi satelit penginderaan jauh telah mampu memberikan data/informasi tentang sumberdaya alam dataran dan sumberdaya alam kelautan secara teratur dan periodik.
Salah satu contoh keuntungan dari data citra satelit untuk deteksi dan inventarisasi sumberdaya alam adalah setiap lembar ( scene) citra satelit ini mencakup wilayah yang sangat luas yaitu sekitar 60–180 km2 (360.000–3.240.000 ha). Dengan mengamati daerah yang sangat luas sekaligus, beserta keadaan lahan yang mencakup topografi/relief, pertumbuhan tanaman/vegetasi dan fenomena alam yang terekam dalam citra memberi peluang untuk mengamati, mempelajari pengaruh iklim, vegetasi, litologi dan topografi terhadap penyebaran sumberdaya lahan dan lahan pertanian. Ketersediaan data Inderaja/citra satelit dalam bentuk digital memungkinkan penganalisaan dengan komputer secara kuantitatif dan konsisten. Selain itu data Inderaja dapat digunakan sebagai input yang independen untuk dilakukan verifikasi di lapangan. Dengan teknologi Inderaja, pengambilan data secara langsung lapangan dapat dikurangi, sehingga akan menghemat waktu dan biaya bila dibanding dengan cara teristris secara langsung di lapangan. Pemanfaatan teknologi Inderaja di Indonesia perlu lebih dikembangan dan diaplikasikan untuk mendukung efisiensi pelaksanaan inventarisasi sumberdaya alam baik lahan/tanah maupun laut. Melihat peranan tersebut membuktikan bahwa penggunaan aplikasi teknologi ini dalam berbagai bidang keilmuawan memberikan kemudahan sekaligus ketepatan dalam melakukan analisis ilmiah dan menetapkan kebijakan terutama dalam menentukan status ekologis suatu wilayah.
September 19, 2008 pada 4:46 am
Carolyn Endiana (10605064)
Minyak Jarak (Jatropha curcas) Sebagai Bahan Baku Biofuel
Bahan bakar minyak memiliki peran yang sangat besar bagi masyarakat, khususnya masyarakat di negara berkembang, antara lain digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin pertanian, industri, transportasi, pembangkit listrik, sampai kebutuhan rumah tangga. Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk Indonesia, kebutuhan masyarakat akan minyak semakin meningkat. Hal tersebut bertolak belakang dengan fakta bahwa cadangan minyak bumi nasional yang semakin lama semakin menipis.
Bahan bakar minyak merupakan sumber daya alam tidak terbarukan, yang membutuhkan waktu yang lama dalam pembentukkannya, sehingga diperkirakan minyak bumi Indonesia akan habis dalam waktu tidak lebih dari 20 tahun. Selain merupakan sumber energi yang tidak terbarukan, bahan bakar minyak juga merupakan penyebab polusi udara dan merupakan donatur terbesar terjadinya global warming. Olehkarena itu, perlu dikembangkan sumber energi alternatif lain yang renewable dan lebih ramah lingkungan misalnya biofuel. Biofuel adalah bahan bakar cair yang terdiri atas aster, eter, alkohol, serta bahan organik lainnya. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian.
Indonesia merupakan negara yang terletak di garis Khatulistiwa yang memperoleh sinar matahari di setiap musim, sehingga memiliki iklim tropis yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di antara iklim lainnya. Dengan memanfaatkan keanekargaman hayati yang ada, maka dapat dilakukan eksplorasi tanaman-tanaman penghasil minyak nabati sebagai bahan baku biofuel. Salah satu tanaman yang sedang marak dikembangkan di Indonesia karena memiliki kandungan minyak yang dapat dijadikan sebagai bahan baku biofuel adalah tanaman jarak pagar (Jatropha curcas). Tanaman jarak pagar telah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, yaitu sejak diperkenalkan oleh bangsa Jepang pada tahun 1942. Pada masa tersebut rakyat Indonesia diperintahkan untuk menanam jarak sebagai tanaman pagar pekarangan. Saat ini, selain dimanfaatkan sebagai tanaman pagar, jarak juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat bagi masyarakat pedesaan. Kandungan minyak nabati yang dapat dihasilkan oleh tumbuhan tersebut dapat mencapai 33-60%, sehingga sangat potensial untuk dijadikan bahan baku biofuel.
September 19, 2008 pada 4:57 am
Nova Virgiana (10605005)
Sulawesi Tengah merupakan daerah yang berpotensi untuk menghasilkan pendapatan daerah dalam kegiatan ekonomi. Salah satu kegiatan perekonomian yang diusahakan adalah dalam bidang energi dan perikanan. Salah satu pihak yang terjun langsung dalam bidang energi adalah JOB PMTS (Join Operating Body Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi ), dimana JOB Pertamina – Exspan Tomori Sulawesi (Sekarang menjadi JOB Pertamina – MEDCO E&P) telah melakukan pembuatan pulau buatan (man made island) seluas 4,3 hektar di Gosong Tiaka yang berjarak 17 km dari pantai terdekat daratan dalam rangka pengembangan Lapangan Minyak Tiaka. Kegiatan tersebut dilakukan di salah satu gosong dalam gugusan gosong karang di bagian Timur Teluk Tolo.
Kegiatan pada Lapangan Tiaka terdiri atas berbagai aktivitas manusia yang dialokasikan pada beberapa titik unit kegiatan manusia, diantaranya adalah daerah portacamp, daerah rumah laut, serta daerah kapal yakni FSO Raisis, Dias Raya, dan Pasmar. Unit kegiatan manusia di Lapangan Tiaka memberikan kontribusi dalam peningkatan kandungan organik pada perairan sekitar Tiaka, sehingga dapat menimbulkan beberapa dampak lingkungan seperti peledakan populasi A.planci yang menjadi penyebab rusaknya terumbu karang di area Tiaka.
A.planci yang merupakan hewan pemakan karang yang salah satu faktor pertumbuhannya dipengaruhi oleh kandungan organik. Daerah laut yang memiliki kandungan organik yang tinggi merupakan daerah mendukung kehidupan larva A.planci , sehingga di daerah yang memiliki kandungan organik yang tinggi dapat terjadi peledakan populasi A.planci. Oleh karena itu, diperlukan suatu program penelitian mengenai pengaruh limbah domestik terhadap peningkatan kandungan organik di perairan sekitar Lapangan Minyak Tiaka, mengingat terdapat beberapa lokasi aktivitas manusia yang melakukan kegiatan dengan penanggulangan limbah domestik yang berbeda.
September 19, 2008 pada 5:02 am
Vanessa Letizia/10605010
Potensi Alga Sebagai Sumber Biofuel
Sejak pertengahan tahun 2003, harga minyak mentah dunia terus mengalami peningkatan, dalam menyikapi hal ini maka diperlukan suatu solusi yang tepat guna agar ketergantungan terhadap minyak mentah terutama untuk dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar dapat dikurangi. Dengan kata lain, saat ini diperlukan suatu energi alternatif yang dapat dikembangkan dalam waktu yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan pengolahan minyak bumi untuk bahan bakar. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah mengembangkan biofuel sebagai energi alternatif.
Alga memiliki potensi untuk menghasilkan minyak dalam jumlah cukup banyak, selain itu alga juga tidak begitu banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan (kecuali untuk alga jenis tertentu yang berpotensi sebagai pakan ternak atau obat-obatan) dibandingkan sumber biofuel lainnya sehingga tidak terjadi kompetisi kebutuhan diantara bahan pangan ataupun sumber biofuel. Secara teoritis, produksi biodiesel dari alga dapat menjadi solusi yang masuk akal dan menjanjikan untuk mengganti penggunaan bahan bakar fosil (BBM). Hal ini dikarenakan (sampai saat ini) tidak ada feedstock lain yang cukup menghasilkan banyak minyak sehingga dapat digunakan untuk produksi minyak dalam volume yang besar.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan, dan karena itulah sebenarnya kita memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan biofuel dari alga karena kita memiliki lahan yang luas untuk pengembangan dan pengaplikasian algaculture.
September 19, 2008 pada 5:12 am
vicka kharisma (10605067)
Mikrpropagasi A. malacensis (Gaharu)
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang cukup tinggi. Salah satu jenis flora yang dimiliki oleh Indonesia adalah tanaman penghasil kayu gaharu terbaik di dunia. Diantaranya Beberapa species gaharu komersial dari marga Aquilaria seperti A. malaccencis, A, microcarpa, A.hirta, A. filarial dan lain-lain merupakan species endemik yang dapat ditemukan di beberapa daerah di Indonesia.Gaharu adalah salah satu jenis tanaman hutan yang memiliki mutu sangat baik dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi karena kayunya megandung resin yang harum. Kayu yang mengandung resin ini dikenal dengan nama gaharu, agarwood,dan oloeswood. Gaharu ini digunakan sebagai bahan baku industri parfum, kosmetika, obat-obatan, serta untuk kepeluan ritual agama dan kepercayaan.
Kepunahan tanaman gaharu selain disebabkan oleh eksploitasi yang terus menerus juga belum tersedianya teknologi budi daya yang efisien. Teknologi ini sulit dikembangkan karena ketersediaan bibit yang terbatas. Oleh karena itu, dalam rangka pemenuhan kebutuhan ekspor tersebut perlu diakukan upaya peningkatan produksi gaharu secara lestari sesuai dengan UU nomor 5 tahun tentang Keanekaragaman Hayati, yang meliputi konservasi, pemanfaatan berkelanjutan atas komponen keanekaragaman hayati, serta akses dan pembagian keuntungan yang adil. Upaya konservasi dan pemanfaatan akan tanaman gaharu dapat didukung dengan tersedianya bibit unggul, serta teknologi bioproses gaharu yang efektif. Penyediaan bibit unggul yang memiliki sifat potensial dalam menghasilkan gaharu dapat dilakukan secara In Vitro maupun Ex Vitro.
Pada umumnya proses kultur jaringan dari A. malaccensis terdiri dari beberapa tahap utama yaitu sterilisasi peralatan dan lingkungan penanaman, persiapan, pembuatan, dan sterilisasi media; pengambilan, pemilihan, sterilisasi, dan penanaman eksplan.
September 19, 2008 pada 5:24 am
adisty s.m (10605017)
HARMFUL ALGAL BLOOMS (HAB) :
PARALYTIC SHELLFISH POISONNING (PSP)
Adisty SM (10605017)
Bloom algae adalah pertumbuhan alga yang super cepat sehingga jumlahnya sangat berlimpah menutup permukaan laut. Blooming algae atau harmfull algal bloom ini memungkinkan jika nutrisi atau zat hara disekitar perairan melimpah dan sinar matahari cukup menghangatkan perairan. Akibatnya, kista yang berada di dasar laut akan mengalami proses percambahan (germination) dan pecah menjadi sel-sel algae yang keluar dan menyebar. Sinar matahari akan mempercepat proses pembelahan sel menjadi sejuta kali dalam waktu dua sampai tiga minggu. Jika algae ini memiliki pigmen warna merah maka limpahan algae yang mengambang di permukaan laut ini akan mewarnai perairan menjadi merah sehingga fenomena ini disebut Red Tide.
Paralytic Shellfish Poisoning (PSP) merupakan penyakit yang timbul akibat kejadian alga blooming yang beracun. PSP disebabkan oleh racun saxitoxins, yang dihasilkan oleh alga jenis dinoflagellata dari genus Gymnodinium, Alexandrium, Gonyaulax dan Pyrodinimum. Saxitoxin akan terakumulasi di hypatopankreas kerang bivalvia yang merupakan produsen dari alga. Kerang-kerangan menjadi vektor PSP bagi manusia. Kerja dari saxitoxins adalah mengikat dan menghambat voltage-dependent sodium channels serta menghambat aktivitas neuron dan mempengaruhi sistem saraf peripheral.
Manusia, burung, dan ikan dapat terinfeksi toxin PSP. Dosis fatal saxitoxin pada manusia adalah 1-4 mg, bergantung umur dan kondisi fisik pasien. Toxin ini akan menyerang sistem saraf dan pencernaan, dan gejala yang muncul terjadi dalam waktu 30 menit hingga 3 jam. Gejala klinis yang terjadi adalah paresthesias dan kekebasan di sekitar bibir dan mulut yang akan menyebar ke daerah leher dan muka, rasa mual, disfungsi motorik (kelumpuhan otot), sakit kepala, penglihatan menurun, kesulitan pernafasan akibat paralysis dan hypotensi. Tingkat keparahan korban akibat mikroalga bergantung pada kekuatan racun yang terkandung pada biota yang termakan. Tinggi rendahnya racun pada biota laut tergantung pada keIimpahan dan waktu terjadinya ledakan populasi mikroaIga beracun di perairan.
September 19, 2008 pada 5:26 am
aditya edinia n 10605073
Anthurium sebagai penghilang stess??
Stress dapat didefinisikan sebagai kondisi dan respon dari tubuh maupun pikiran, yang di satu sisi dapat menyelamatkan hidup kita, dan di sisi lain dapat merugikan sistem tubuh, seperti menimbulkan penyakit atau, yang paling parah, berujung pada kematian. Respon dari tubuh maupun pikiran ini muncul karena adanya stressor. Stressor merupakan suatu peristiwa atau kejadian yang menstimulasi munculnya respon stress. Stressor tersebut dapat muncul dalam bentuk fisik, sosioemosi, ekonomi, atau spiritual. Namun, stress sebagai respon terhadap stressor selalu bersifat fisik (Girdano, et al., 1997 dalam Leonardo 2008).
Gejala-gejala stres mencakup mental, sosial dan fisik seperti kelelahan, kehilangan atau meningkatnya napsu makan, sakit kepala, sering menangis, sulit tidur dan tidur berlebihan. Melepaskan diri dari alkohol, narkoba, atau perilaku kompulsif lainnya sering merupakan indikasi-indikasi dari gelaja stres. Perasaan was-was, frustrasi, atau kelesuan dapat muncul bersamaan dengan stres.
Selye dalam Leonardo (2008), telah membuat dua istilah terpisah untuk menyatakan stress berdasarkan sifat-sifatnya. Kedua istilah ini adalah distress dan eustress. Distress merujuk kepada stress yang merusak atau mengganggu. Stress ini menimbulkan kondisi takut, cemas, terganggu, atau lelah secara mental (fatique). Studi-studi tentang dampak stress menunjukkan adanya hubungan antara distress dengan gangguan kesehatan seseorang, termasuk juga produktivitas tiap-tiap individu yang mengalami distress ini.
salah satu cara untuk mengurangi stess adalah dengan menyalurkannya pada hobi. Hobi pada setiap orang dapatlah berbeda sesuai dengan kepribadian orang tersebut, salah satu hobi yang dapat dijalani adalah dengan merawat tanaman hias, tanaman hias yang digunakan pun dapat bermacam-macam, salah satunya adalah anthurium.
Anthurium berasal dari bahasa yunani yang berarti ‘bunga ekor’. Tanaman anthurium tumbuh menyebar di daerah pegunungan tropika. Anthurium merupakan tanaman hias komersial di Indonesia. Tanaman ini disukai karena keindahan warna serta variasi bunga dan daun beragam. Tanaman ini lebih tepat dijadikan tanaman hias indoor. Selain berbunga indah, daunnya juga tampak unik. Perawatan Anthurium tergolong mudah dengan jenis flora yang tidak menyukai sinar matahari penuh. Anthurium tidak membutuhkan pemangkasan, juga tidak terlalu digemari kutu atau hama. Anthurium dikenal sebagai tanaman dari keluarga arracea yang paling mudah beradaptasi dengan lingkungan. Tanaman anthurium dapat beradaptasi dengan baik di segala tempat, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi.
anthurium memiliki perawatan yang mudah dan memiliki tarik kuat, keindahan dan tahan lama sehingga tanaman ini dapat dipelihara oleh seseorang yang memiliki masalah stress. denagn perawatan anthurium dan keindahan anthurium akan membuat penderita stess lebih bersabar dan dapat mengontrol emosi serta mengurangi tingkatan stessnya. lama kelamaan stress akan berkurang dan pada akhirnya hobi memelihara anthurium dapat menjadi pembudidayaan yang akhirnya dapat diperjualbelikan karena anthurium memiliki daya jual tinggi di pasaran.
September 19, 2008 pada 6:02 am
Ella laelasari 10606068
Manfaat sarapan terhadap kesehatan
Sarapan adalah saat makan paling penting dalam sehari. Sayangnya, sarapan seringkali diabaikan oleh banyak orang. Padahal, pengabaian itu dapat berakibat serius terhadap kesehatan kita. Sarapan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Sarapan dapat memberi energi untuk sel otak. Hanya minum teh manis atau makan beberapa potong biskuit hingga waktunya makan siang bukan merupakan sarapan. Karena belum cukup mendapatkan energi untuk otak. Sarapan akan meningkatkan kemampuan otak, menjaga tubuh tetap langsing, dan meningkatkan semangat atau suasana hati kita. Manfaat lain sarapan adalah dapat meningkatkan kadar gula darah setelah semalaman kita tidak makan. Setelah itu, bisa dilanjutkan dengan makan sereal atau roti. Menu pilihan lain bisa berupa roti dan telur, bubur, sereal, mie, dan lain-lain. Sarapan pun dapat memperbaiki memori. Penelitian terakhir membuktikan bahwa tidur semalaman membuat otak kita kelaparan. Jika kita tidak mendapatkan glukosa yang cukup pada saat sarapan, maka fungsi otak atau memori dapat terganggu. Sarapan juga dapat meningkatkan daya tahan terhadap stress. Sebuah penelitian pada sebuah perusahaan multinasional mengungkapkan bahwa karyawan yang melewatkan sarapan paginya ternyata lebih mudah terkena depresi. Sebaliknya, mereka yang sempat sarapan merasa lebih puas dan menunjukkan minat yang tinggi terhadap pekerjaan. Penelitian itu juga mengungkapkan bahwa karyawan yang sarapan akan mendapatkan asupan lebih banyak vitamin A, D, E, zat besi, dan kalsium dibandingkan dengan mereka yang tidak sarapan. Manfaat lainnya adalah dapat memperkuat ikatan dalam keluarga. Sarapan bersama keluarga berarti mempertemukan keluarga untuk diskusi banyak hal bersama-sama. Riset menunjukkan bahwa keluarga yang duduk bersama saat sarapan akan lebih dekat secara emosi satu sama lain dibandingkan keluarga yang anggotanya masing-masing buru-buru pergi ke kantor atau ke sekolah.
September 19, 2008 pada 6:08 am
Berliana Sakina 10606029
Xenotransplantasi Memberikan Harapan Baru
Beberapa tahun yang lalu hingga saat ini , hanya sedikit orang yang ingin menjadi donor organ, dibandingkan jumlah penerima donor. Hal ini mendorong para ilmuwan untuk mencari solusi, salah satunya dengan xenotransplantasi . Xenotranspolantasi merupakan transplantasi organ yang dapat dilakukan jika donor dan resipien dalam satu famili. Famili yang sma dengan manusia adalah mamalia seperti babon ( jantung babon digunakan pada kasus ‘Baby Fae’ dimana merupakan xenotransplantasi yang pertama dan hal ini memberikan harapan keberhasilan akan cara ini), sapi, babi, tikus, dan primate yang sangat mirip dengan manusia yaitu simpanse. Berdasarkan hal tersebut, xenotransplantasi memiliki beberapa manfaat untuk orang banyak antara lain dapat membuat orang hidup lebih lama, memberikan solusi atas terbatasnya donor manusia, dan dapat menjadi salah satu alternative untuk menyelamatkan nyawa manusia sehingga cara ini seharusnya dikembangkan di setiap Negara.
Kurangnya jumlah donor organ menyebabkan pasien penyakit jantung harus menunggu sampai ditemukan donor, meskipun operasi pencangkokan harus dilakukan sesegera mungkin. Sebagai konsekuensinya, beberapa orang harus mennggal karena tidak adanya donor organ. Pada beberapa kasus, jantung babon digunakan sampai pasien dapat menemukan jantung manusia atau digunakn permanen. Disamping itu, usia juga merupakan faktor untuk dapat dilakukannya transplantasi karena tingkat kecocokannya lebih tinggi dan resipien juga harus memiliki kondisi yang baik.
September 19, 2008 pada 6:09 am
Widya Fitriani (10606027)
Bioremediasi
Mencuci Lahan Tercemar dengan Kuman
Bioremediasi mengandalkan reaksi mikrobiologis di dalam tanah. Teknik ini mengondisikan mikroba sedemikian rupa sehingga mampu mengurai senyawa hidrokarbon yang terperangkap di dalam tanah. Bioremediasi dapat dilakukan langsung di lokasi tanah tercemar (in-situ). Kita tak perlu repot menggali tanah dan memindahkannya ke lokasi khusus. Sementara pada bioremediasi ex-situ, tanah tercemar digali dan dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol. Lalu diberi perlakuan khusus dengan memakai mikroba. Bioremediasi ex-situ bisa lebih cepat dan mudah dikontrol. Dibanding in-situ, ia pun mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah yang lebih beragam.
Kunci sukses bioremediasi adalah dilakukan karakterisasi lahan (site characterization) dan treatability study. Memang data yang diperlukan cukup banyak, seperti sifat dan struktur geologis lapisan tanah, lokasi sumber pencemar dan perkiraan banyaknya hidrokarbon yang terlepas dalam tanah. Sifat-sifat lingkungan tanah juga harus diketahui, mulai dari derajat keasaman (pH), kelembaban hingga kandungan kimia yang sudah ada. Karakterisasi lahan berfungsi pula mengetahui keberadaan dan jenis mikroba yang ada dalam tanah. Sesudah data terkumpul, kita bisa melakukan modeling untuk menduga pola distribusi dan tingkat pencemarannya. Salah satu teknik modeling yang kini banyak dipakai adalah bioplume modeling dari US-EPA. Di sini, diperhitungkan pula faktor perubahan karakteristik pencemar akibat reaksi biologis, fisika dan kimia yang dialami di dalam tanah.
Rekayasa genetika terkadang juga perlu jika mikroba alamiah tak memuaskan hasilnya. Treatability study juga akan menyimpulkan apakah reaksi dapat berlangsung secara aerobik atau anaerobik. Bioremediasi in-situ memang belum banyak dipraktekkan di Indonesia. Padahal potensinya sangat tinggi mengingat tanah kita sangat kaya akan berbagai jenis mikroba. Apalagi tanah di Indonesia sangat lembab. Peralatan canggih sudah tersedia di beberapa laboratorium. Ahlinya sudah tersebar di berbagai institusi, tetapi kesempatannya masih terbatas. Mudah-mudahan perusahaan minyak atau instansi lainnya dapat melihat potensi besar ini. Lebih penting lagi, mereka mau melibatkan tenaga ahli Indonesia untuk melakukan bioremediasi.
September 19, 2008 pada 6:11 am
Irma (10606014)
APLIKASI EKOLOGI
RESTORASI LAHAN BEKAS TAMBANG BERDASARKAN KAIDAH EKOLOGI
Salah satu contoh kegiatan pembangunan yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan adalah penambangan. Penambangan dapat menyebabkan pemadatan tanah dan lahan menjadi tercemar oleh logam-logam berat sehingga lahan menjadi rusak. Lahan bekas tambang dikategorikan sebagai ekosistem dengan gangguan berat, berukuran besar, dan lama gangguan jangka panjang. Untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan suatu upaya pelestarian lingkungan agar kerusakan lingkungan terkendali yang dikenal dengan istilah restorasi ekologi. Restorasi ekologi adalah suatu penerapan ilmu ekologi yang berupaya untuk memperbaiki suatu ekosistem rusak atau mengalami gangguan sehingga dapat pulih atau mencapai suatu ekosistem yang mendekati kondisi aslinya. Tujuan dari restorasi ekologi adalah protektif, produktif, dan konservatif. Protektif yaitu upaya memperbaiki stabilitas lahan, mempercepat penutupan tanah, dan mengurangi surface run off dan erosi tanah. Produktif yaitu upaya meningkatkan kesuburan tanah sehingga tanaman diupayakan dapat menghasilkan produk kayu dan non-kayu. Konservatif yaitu upaya mempercepat terjadinya suksesi secara alami guna meningkatkan keanekaragaman hayati spesies lokal dan memanfaatkan jenis tanaman potensial lokal yang telah langka. Terdapat beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam merestorasi lahan bekas tambang yaitu:
1. Rekonstruksi lahan dan manajemen top-soil
Rekonstruksi lahan dilakukan dengan cara menata lahan yang tidak rata dengan penimbunan kembali (back filling) berdasarkan jenis dan asal bahan urugan, ketebalan penutupan tanah (sub-soil), dan keberadaan sistem aliran air (drainase) yang kemungkinan terganggu. Setelah itu dilanjutkan dengan redistribusi top-soil.
2. Revegetasi lahan kritis (revegetation constrain)
Revegetation constrain dilakukan dengan cara perbaikan ruang tubuh, pemberian top-soil dan bahan organik serta pemupukan dasar dan pemberian kapur dengan memperhatikan masalah fisik (tekstur dan struktur tanah), kimiawi (pH, kekurangan unsur hara, dan toxicity), dan biologi (tidak adanya penutupan vegetasi dan mikroorganisme potensial).
3. Pemilihan jenis tanaman yang tepat
Pemilihan jenis tanaman yang tepat dilakukan dengan cara penelitian terhadap spesies tanaman yang dapat beradaptasi dengan iklim setempat (adaptibilitas tinggi), cepat tumbuh, mengetahui teknik silvikultur, ketersediaan bahan tanam, dan dapat bersimbiosis dengan mikoriza. Penanaman spesies tanaman tersebut akan membantu proses rehabilitasi lahan karena memungkinkan terjadinya suksesi (nudation, migration, ecesis, agregation, evolution of community relationship¸ invation, reaction, stabilization, dan klimaks) yang berlangsung dengan cepat.
4. Post mining land uses
Keberhasilan pertumbuhan tanaman pada lahan bekas tambang perlu dievaluasi dengan cara meneliti persentase daya tumbuh, persentase penutupan tajuk, pertumbuhan, perkembangan akar, penambahan spesies pada lahan tersebut, serasah yang terdekomposisi, pengurangan erosi dan fungsi tanaman tersebut sebagai filter alam.
5. Restorasi alternatif dengan mikoriza
Restorasi dengan mikoriza dilakukan dengan cara pemberian cendawan mikoriza arbuskula (CMA) sebagai pupuk biologis yang membantu pertumbuhan tanaman, meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman pada lahan bekas tambang yang kurang subur. Selain itu, CMA berfungsi dalam meningkatkan penyerapan unsur hara makro (fosfat) dan unsur mikro (Cu, Zn, Bo), membantu pertumbuhan tanaman pada tanah yang tercemar logam berat, mengurangi serangan patogen tular tanah dan meningkatkan resistensi tanaman terhadap kekeringan. Aplikasi CMA merupakan keutuhan ekologi karena memanfaatkan sumber daya alam hayati potensial yang ramah lingkungan untuk meningkatkan prodiktivitas tanaman.
September 19, 2008 pada 6:15 am
Anisa Nurani
Takut Bukan Berarti Gila
Perilaku berhati-hati dan waspada memang diperlukan. Dalam suatu pekerjaan, tentunya ketelitian dan kecermatan merupakan modal awal yang fundamental. Namun, apa jadinya jika ketelitian dan segala tindakan yang sifatnya hati-hati dapat membuat seseorang menjadi terobsesi dan melakukan pekerjaan berulang-ulang? Bagi siapa pun yang mengalami hal demikian, berhati-hatilah karena perilaku tersebut dapat membawanya menuju gangguan kejiwaan yang dinamakan Obsessive-Compulsive Disorder atau OCD.
Obsessive-compulsive disorder adalah gangguan yang biasanya dikarakterisasi oleh obsesi seseorang yang berhubungan dengan kompulsi (pekerjaan yang berulang) untuk mengatasi obsesinya. Gangguan ini bersumber bukan dari kegilaan, melainkan dari ketakutan dan kesempurnaan. Ketakutan ini yang melandasi penderita OCD untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berulang-ulang. Karena dengan demikian, setidaknya dapat mengurangi atau menghilangkan rasa ketakutannya itu. Selain itu, dengan obsesinya akan kesempurnaan, penderita juga lebih berhati-hati untuk mencapai target kesempurnaan yang ditetapkannya sendiri.
Biasanya penderita OCD melakukan pekerjaan yang berulang-ulang seperti mencuci tangan berulang kali karena takut kotoran yang terdapat di tangannya tidak dapat hilang dengan mencucinya hanya sekali. Pekerjaan lainnya yang berulang antara lain memeriksa jam weker sebelum tidur, memeriksa pintu sebelum pergi ke luar rumah, dan membersihkan atau merapikan ruangan sebelum kedatangan tamu. Hal tersebut nampak wajar, tetapi dengan melakukan kegiatan berulang tersebut, penderita akan menjadi orang yang lambat. Tetapi, di sisi lain, kecemasan yang luar biasa akan timbul ketika penderita tidak atau berhenti melakukan pekerjaan tersebut secara berulang.
Ciri-ciri lain dari penderita OCD adalah terobsesi pada angka seperti melakukan keramas tiga kali sehari karena penderita terobsesi dengan angka 3, menunjukan sifat perfeksionis dalam pekerjaan, tidak mampu membuang barang-barang bekas atau yang tidak bernilai dan tidak bermanfaat sekalipun, enggan untuk berbagi tugas dengan orang lain karena khawatir orang lain tidak menyelesaikan tugas dengan target kesempurnaan yang ia tetapkan, kerja berlebihan sehingga mengesampingkan kegiatan hiburan dan persahabatan, bersifat kaku dan keras kepala, dan terlalu peka dalam baik dan buruknya sesuatu.
Meskipun bukan kegilaan, gangguan ini dianggap memiliki hubungan dengan sistem saraf pusat. Beberapa peneliti menemukan bahwa adanya ukuran abnormal pada otak. Namun, kebanyakan peneliti percaya bahwa adanya keabnormalan pada neurotransmitter serotonin. Serotonin dianggap memiliki peranan penting dalam meregulasi ketakutan. Neurotransmitter adalah senyawa kimia yang membawa pesan kimiawi yang diangkut dari satu sel saraf menuju sel saraf lain. Neurotransmitter akan ditangkap dan diikat oleh reseptor pada sel saraf yang dituju. Dalam hal ini, reseptor untuk neurotransmitter serotonin mengalami kerusakan sehingga mencegah serotonin untuk bekerja secara optimal. Jika hipotesis tersebut benar, maka salah satu obat antidepressant SSRIs (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) dapat membantu meningkatkan jumlah serotonin.
Peneliti lain menemukan adanya kemungkinan mutasi genetik yang menyebabkan OCD. Mutasi ini berada pada gen transporter serotonin pada manusia atau human serotonin transporter gene (hSERT). Namun, adanya mutasi genetik dalam OCD masih dipelajari.
Teori lain mengatakan bahwa terjadi komunikasi yang terputus antara orbital-fontal korteks, caudate nucleus, dan talamus pada otak. Orbital-frontal korteks (OFC) adalah bagian awal dari otak yang menyadari jika ada sesuatu yang “kurang”. Ketika OFC memberikan indikasi bahwa ada sesuatu yang salah, maka akan dikirim sebagai “worry signal” menuju talamus. Ketika talamus menerima sinyal tersebut, thalamus akan segera memberika sinyal balik kepada OFC untuk menginterpretasikan kesalahan tersebut. Caudate nucleus yang terdapat antara OFC dan talamus berperan dalam mencegah “worry signal” untuk kembali ke talamus setelah sebelumnya sudah diterima. Dalam OCD, caudate nucleuslah yang dianggap tidak berfungsi dengan baik.
Apapun gejala dan penyebab dari OCD, OCD bukanlah sesuatu kekalahan. Kelambanan dan sikap perfeksionis mungkin menjadi makanan sehari-hari bagi penderita OCD, tetapi penderita OCD bukanlah penderita penyakit gila yang harus dikurung di rumah sakit jiwa. Ketakutan yang mereka miliki bukanlah kegilaan. Dengan sedikit empati, kita dapat menyadari bahwa penderita OCD juga manusia biasa yang hanya memenuhi target kesempurnaan yang ia miliki.
September 19, 2008 pada 6:18 am
Anindita Pratiwi 10606020
Pengaruh albumin terhadap toksisitas
Timbal atau plumbu merupakan unsure kimia yang sanagta berbahaya bagi manusia dan mahluk hidup lainya. Unsur ini dapat mengakibatkan penurunan nilai IQ, kadar hemoglobin yang mengikat oksigen menjadi rendah dan lain – lain. Saat ini, unsure tersebut digunakan sebagai salah satu bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan bermotor sehingga banyak dihirup oleh manusia.
Keracunan yang diakibatkan oleh timbale dapat ditanggulangi dengan adanya albumin yang berada di dalam darah. Pernyataan ini dapat didukung oleh enzim liver amino transferase yang dilakukan Dr Ahmed. Beliau mengisolasi enzim aspartat amino transferase yang berada di dalam hati. Enzim tersebut menunjukkan adanya kerusakan hati dengan mekanisme tertentu. Berdasarkan literature yang telah didapatkan, aktivitas enzim ini akan menurun bila terkontaminasi oleh timbal. Dasar pemikiran tersebut beliau mengkur enzim yang berada pada liver dan darah yang didedahkan oleh timbal. Hasil yang didapatkan adalah aktivitas enzim amino transferase di dalam darah cukup signifikan dibandingkan pada liver. Hal tersebut terjadi karena di dalam darah terdapat komponen albumin sedangkan di tidak. Berdasarkan penuturan beliau, asam – asam amino yang bermuatan sangat mempengaruhi ikatan timbale pada enzim. Substrat yang mengandung asam amino bermuatan positif menyebabkan timbale berikatan dengan enzim aspartat amino transferase. Namun setelah diteliti albumin memiliki asam amino yang bermuatan negative sehingga timbale sulit berikatan.
September 19, 2008 pada 8:49 am
wulan sary
Kepiting bakau (Scylla sp) merupakan salah satu komoditas perairan payau yang memiliki prospek cerah untuk budidaya. Sama halnya dengan kelas Crustacea lainnya seperti udang, kepiting memiliki rasa yang manis dan digemari oleh masyarakat. Dalam hal budidaya kepiting, salinitas dan suhu merupakan salah satu faktor lingkungan penting yang harus diperhitungkan. Karena pada kondisi salinitas rendah, katabolisme asam amino dan pembentukan ammonia dilakukan untuk mengurangi osmolalitas. Sedangkan pada salinitas tinggi, akan mempengaruhi pola sintesis urea dan pelepasan nitrogen. Beberapa penelitian menunjukan bahwa semakin meningkatnya suhu dan salinitas maka akan meningkatkan kadar oksigen yang diserap (O2 mg/g/h), ekskresi N-amonia, ekskresi N-urea, ekskresi N-organik dan ekskresi nitrogen total (N mg/g/h) (Chen dan Chia,1996a).
Beberapa sifat dan perilaku kepiting juga harus diperhatikan guna meningkatkan kelulushidupan masing-masing individu. Kepiting memiliki sifat kanibalisme dan saling menyerang antar individu. Sifat inilah yang paling mencolok dan terkadang merugikan dalam usaha budidaya kepiting karena menurunkan tingkat kelulushidupan kepiting. Sifat kedua adalah aktivitas rutinnya untuk berganti kulit. Setiap kali berganti kulit (molting) kepiting akan membutuhkan lebih banyak makanan. Kepiting juga sangat peka terhadap kondisi lingkungannya (kualitas air).
Dalam usaha budidaya kepiting, pakan merupakan salah satu faktor penting yang dibutuhkan. Telah banyak tersedia pakan komersial yang dijual di pasaran namun karena harganya yang masih cukup mahal dan diluar jangkauan para petani tambak sehingga menyulitkan mereka. Sehingga timbulah suatu pemikiran untuk menggunakan pakan alami yang dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas budidaya. Terdapat beberapa jenis pakan alami yang sudah banyak diteliti mampu menjadi pakan kepiting dan meningkatkan produktivitasnya seperti ikan rucah, keong mas, usus ayam, kulit sapi, kulit kambing, bekicot, dll. Hanya saja untuk dosis yang diberikan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
wulan sary
10605035
September 19, 2008 pada 9:37 am
sarah saqina (10605023 )
No Place is Save at Sea
Jika kita melihat kehidupan bawah laut dari luar, hal pertama yang akan kita bayangkan adalah indahnya pemandangan bawah laut yang sangat berbeda dari yang ada di daratan. Jika kita melihat lebih dalam, beberapa dari kita mungkin akan menyadari uniknya simbiosis yang berlangsung dalam ekosistem-ekosistem kecil yang terbentuk di dalamnya, dan beberapa orang yang beruntung diantaranya dapat merasakan menjadi bagian dari ekositem itu dan beinteraksi dengan makhluk hidup-makhluk hidup yang menyusunnya. Sedangkan beberapa orang yang kurang beruntung akan melihat bahaya dan kejamnya kehidupan bawah laut sebenarnya.
Dibalik semua keindahan yang ditawarkan, kehidupan bawah laut sebenarnya lebih kejam dari kehidupan di darat yang telah berubah karena diimbangi dengan adanya peradaban yang dibentuk oleh manusia. Misalnya , Keunikan dari perilaku-perilaku ikan yang kita lihat sebagai keindahan biodiversitas bawah laut, sebenarnya adalah senjata yang dimiliki oleh makhluk itu untuk bisa bertahan hidup. Ikan besar memakan ikan kecil, spesies yang lebih besar, kuat, dan cepat dapat memakan spesies dibawahnya. Bahkan pola pantulan cahaya yang telihat sangat indah dari sekelompok ikan yang berenang berkelompok sebenarnya adalah strategi untuk menyulitkan predator yang sedang memburu mereka. Kamuflase dari ikan flounder yang bisa bersembunyi di dasar laut yang berpasir mungkin merupakan kejutan yang menyenangkan bagi manusia , tetapi itu juga merupakan kejutan kematian bagi ikan yang tidak menyadarinya.
Hidup didalam laut bagi makhluk-makhluk laut adalah peperangan dan usaha untuk bisa bertahan hidup, kematian dapat datang dari mana saja, kapan saja. Untuk melanjutkan hidup, bertarti mengambil kehidupan dari yang lain.
September 19, 2008 pada 11:44 am
berekobama666
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
BERITA BAIK!!!
Mari kita tengok blog ini. hebat sekali!
MARI MENCARI KEBENARAN
1) Mana pengakuan Yesus di dalam Alkitab bahwa dia beragama Kristen?
2) Mana ajaran Yesus ketika berumur 13 sampai 29 tahun?
3) Pernahkah Yesus Mengatakan: “Akulah Allah Tuhanmu, maka sembahlah Aku saja”
4) Pernahkah Yesus Mengatakan: “Akulah yang mewahyukan Alkitab, Aku pula yang menjaganya”
5) Mana perintah Yesus atau Tuhan untuk beribadah pada hari Minggu?
6) Mana dalilnya dalam Alkitab Yesus 100% Tuhan & 100% manusia???
7) Mana dalilnya asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dijamin “pasti masuk surga”
8) Mana foto asli wajah Yesus dan siapa pemotretnya?
9) Mana dalilnya Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan perintah merayakannya!!
10) Buktikan siapa yang hapal Alkitab walau satu surat saja di luar kepala!
11) Kuiz lnjil Lukas Berhadiah 1 (satu) mobil sedan BMW
Masuk sini= http://mustahil-kristen-bisa-menjawabx.notlong.com
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
September 20, 2008 pada 5:28 am
Nursiva Azlia (10605008)
Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur jaringan tumbuhan atau disebut juga kultur in vitro merupakan metoda untuk mengisolasi dan memelihara bagian tanaman pada medium buatan secara aseptik. Teknik kultur jaringan berkembang sejak teori sel Schwann dan Schleiden (1838-1839) mulai berkembang, yaitu setiap sel yang tersusun pada suatu individu memilki informasi genetis yang sama. Kemampuan totipotensi pada sel tanaman memberikan pengertian bahwa sel tanaman mempunyai kemampuan regenerasi yang tinggi. Berdasarkan teori inilah teknik kultur jaringan mulai berkembang.
Terdapat beberapa faktor yang menentukan keberhasilan kultur jaringan, yaitu sumber eksplan, komposisi medium, kondisi lingkungan dan kondisi aseptik atau steril. Eksplan yang digunakan dalam teknik kultur jaringan harus berasal dari tanaman yang sehat. Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai eksplan diantaranya adalah embrio, akar, pucuk, anter/pollen, ovul, dan protoplas. Dengan komposisi medium yang tepat, jaringan tanaman mampu mengalami pembelahan sel dan diferensiasi yang selanjutnya membentuk individu tanaman yang lengkap. Komposisi medium tersebut terdiri dari makronutrien, mikronutrien, zat pengatur tumbuh, prekursor, dan agar sebagai pemadat medium.
Sampai saat ini, teknik kultur jaringan telah banyak diterapkan dalam bidang pertanian. Berbagai manfaat dari teknik kultur jaringan diantaranya adalah produksi bibit dalam jumlah besar melalui mikropropagasi, menghasilkan bibit tanaman bebas virus dan penyakit, meningkatkan resistensi tanaman terhadap cekaman lingkungan, meningkatkan resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit, dan sebagainya.
September 21, 2008 pada 3:17 pm
Raja Yulita (10605053)
“Stroberi”, apa yang pertama kali terpikir saat mendengar buah ini disebut?? Rasanya yang asam? Atau bentuknya yang cantik?
Ternyata buah yang cantik ini memiliki banyak kegunaan. Kandungan vitamin C yang tinggi dari buah ini membuat buah yang berwarna merah ini baik untuk menjaga daya tahan tubuh, juga menjaga kesehatan gigi dan gusi. Selain itu vitamin C ini juga berperan dalam pencegahan bebrapa jenis kanker. Dengan mengonsumsi 8 buah stroberi setiap hari, itu sudah mencukupi kebutuhan vitamin C harian.
Buah stroberi baik untuk kulit, Vitamin C yang terkandung di dalamnya dapat mengencangkan kulit. Kandungan 7 zat anti oksidannya juga baik untuk menangkal radikal bebas. Kandungan vitamin B1, B2, C, dan provitamin A dapat menghaliskan kulit, dan membuat warna kulit terlihat lebuh cerah dan bersih serta mencegah timbulnya keriput.
Buah stroberi juga memiliki efek terapi yang sangat baik untuk pencegahan penyakit leukemia, anemia aplastik dan penyakit darah.
Antosianin dalam flavonoid yang merupakan pigmen warna untuk buah stroberi dapat melindungi jantung dengan mencegah terjadinya timbunan lemak pada dinding pembuluh darah. Hal ini berarti dengan mengonsumsi buah ini, mengurangi resiko terkena penyakit jantung.
September 26, 2008 pada 12:59 pm
Qoriatur Rodiah Suhada
Fungsi Otak pada Manusia
Pernahkah anda berfikir tentang peran otak dalam hidup kita?Atau pernahkah anda membayangkan jika kita kehilangan fungsi otak? Otak memiliki pran yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Otak merupakan salah satu komponen penyusun sistem saraf pusat (SSP) selain sumsum tulang belakang. Otak menyediakan kemampuan integratif yang mendasari perilaku kompleks yang khas pada vertebrata. Sumsum tulang belakang (tali spinal) yang membentang sepanjang tulang belakang, atau spinal, mengintegrasikan respons yang sangat sederhana terhadap jenis stimulus tertentu dan mengirimkan informasi ked an dari otak. (Campbell, 2003)
Penemuan mengenai mekanisme kerja otak merupakan penemuan yang menarik dan masih banyak misteri yang belum ditemukan oleh para ahli. Pada sebuah literatur dijelaskan bahwa beberapa aspek penelitian otak yang sangat menarik adalah kondisi bangun dan tidur, lateralisasi (spesialisasi belahan otak), bahasa dan berbicara, emosi, memori dan pembelajaran, dan kesadaran. Kondisi bangun adalah keadaan kesadaran akan dunia luar, sedangkan kondisi tidur adalah keadaan seseorang yang tetap menerima stimulus eksternal namun tidak menyadari keberadaan stimulus tersebut. Lateralisasi ; daerah asosiasi korteks serebral adalah terlatelarisasi, yaitu masing-masing otak dikhususkan untuk fungsi-fungsi yang berlainan. Proses yang mendukung berbicara, bahasa, perhitungan, dan pengolahan serial yang cepat mengenai informasi rinci misalnya, terjadi di otak kiri. Belahan otak kanan menekankan pada keseluruhan konteks, persepsi spasial, dan kemampuan kreatif. (Campbell, 2003) Emosi ; beberapa hipotesi mengusulkan bahwa emosi dihasilkan oleh umpan balik organ dan otot tubuh ke Sistem Saraf Pusat (SSP). Memoro dan pembelajaran ; memori merupakan kemampuan untuk menyimpan dan mendapatkan kembali informasi yang berkaitan dengan pengalaman sebelumnya. Memori manusia terbetuk melalui dua tahapan yaitu memori jangka pendek (short-term memory) dan memori jangka panjang (long-term memory). Kesadaran ; kesadaran yang dimaksud adalah kesadaran subjektif yaitu kemampuan untuk menyadari dan membuat penilaian yang sadar akan lingkungan.(Campbell, 2003)
Oktober 30, 2009 pada 5:25 am
Aa
Hi, I am Shier, remember me? Keep your dreams alive, and run to achieve it! ^_^ Youroshiku onegaishimasu..
Oktober 7, 2008 pada 5:10 pm
I Ketut Gunarta
Chitosan adalah polisakarida linear yang tersusun dari distribusi β-(1-4) D-glukosamina (unit terdeasetilasi) dan N-asetil-D-glukosamin (unit terasetilasi) secara acak. Chitosan pada umumnya bersifat tidak larut pada sebagian besar pelarut organik dan air pada pH netral. Namun, chitosan dapat larut pada larutan yang bersifat asam. Hal ini disebabkan gugus amina pada chitosan memiliki pKa kurang lebih 6,5, sehingga chitosan bermuatan positif dan dapat larut pada larutan asam (Anonim10, 2008).
Senyawa chitosan memiliki banyak kegunaan, baik dalam bidang farmasi, kedokteran, agrikultural, dan pengolahan air. Dalam bidang farmasi dan kedokteran, chitosan dan senyawa-senyawa turunannya (misalnya trimetilchitosan—gugus amino pada chitosan telah ditrimetilasi), telah digunakan untuk pengantaran agen non-viral. Berdasarkan hasil penelitian ilmiah, trimetilchitosan dapat menghambat pertumbuhan sel kanker payudara. Selain itu, sifat-sifat yang dimiliki oleh chitosan mampu menghentikan pendarahan dengan cepat, dan baru-baru ini mendapat pengakuan di Amerika Serikat untuk digunakan pada perban dan agen hemostatik. Berdasarkan penelitian HemCon Medical Technologies Inc. of Crewe, England, chitosan dapat menghentikan pendarahan dengan cepat dan efisien, serta dapat 100% mengurangi pendarahan hebat dan luka arteri letal (dapat menyebabkan kematian). Beberapa keuntungan chitosan adalah senyawa ini bersifat hipoalergenik dan memiliki karakteristik alami sebagai antibakteri (Anonim13, 2008).
Oktober 7, 2008 pada 5:13 pm
I Ketut Gunarta
maaf Pak, saya lupa menulis judulnya.
Judulnya :
Potensi Chitosan untuk Obat luka
Oktober 17, 2008 pada 3:24 am
Arlisa Alisjahbana (10606054)
Dengkuran kucing sebagai mekanisme penyembuhan.
Mendengkur (purring) merupakan perilaku khas kucing. Kita mungkin sering mendengar kucing mendengkur saat senang, atau merasa nyaman. Kucing juga mendengkur untuk berkomunikasi. Tetapi, diketahui kucing juga mendengkur saat merasa kesakitan, stress, bahkan saat sedang sekarat. Hal ini membingungkan karena alasan kucing mendengkur menjadi tidak jelas.
Belakangan ini, diproposikan bahwa selain untuk komunikasi kucing juga mendengkur untuk penyembuhan. Berdasarkan penelitian Elizabeth von Muggenthaler, diketahui frekuensi getaran-getaran yang dihasilkan oleh dengkuran kucing antara 20-200 Hz. Getaran dalam kisaran frekuensi tersebut terbukti dapat mempercepat penyembuhan patah tulang, memperkuat tulang, menyembuhkan cedera otot dan ligament, mengurangi atropi padaotot, mengurangi rasa sakit, dan mengatasi gangguan pernapasan. Berdasarkan data-data kedokteran hewan, kucing juga lebih jarang cedera dibandingkan anjing, cederanya tidak separah pada anjing, dan sembuhnya lebih cepat. Kucing juga lebih jarang terkena penyakit-penyakit otot dan tulang, dan gangguan pernafasan.
November 28, 2008 pada 7:42 am
Artika Wizarini
Obat Alami
Sepanjang hidupnya manusia tidak pernah terlepas dari kebutuhan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia gencar menemukan inovasi-inovasi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang semakin kompleks dewasa ini. Tak heran bila gaya hidup manusia masa kini cenderung berbasis teknologi yang mayoritas bernilai ekonomi tinggi.
Kemajuan tersebut sedikit/banyak telah menggeser budaya manusia zaman dahulu yang dapat dikatakan menggantungkan hidupnya pada alam. Alam, seoptimal mungkin, digali dan dikaryakan, dengan teknologi yang masih sederhana, untuk mengatasi permasalahan hidup manusia.
Tidak dikatakan salah apabila manusia era modern bergantung pada teknologi dalam kesehariannya, tetapi untuk sekelompok tertentu teknologi seolah menutup perhatian mereka untuk kembali pada alam. Padahal, kedua komponen tersebut, alam dan teknologi, sangat dapat dipadupadankan.
Contoh fenomena yang terkait dengan hal ini adalah alternative pengobatan untuk penyakit diabetes. Disfungsi pancreas pada penderita penyakit diabetes, terlebih bagi mereka yang telah sakit menahun dan memiliki ketergantungan pada asupan insulin dari luar tubuh, telah memperkaya dunia kedokteran dengan ditemukannya obat suntik insulin. Tetapi, siapa sangka, alam ternyata mempunyai penanggulangan sederhana untuk masalah itu, yaitu undur-undur.
Undur-undur berkhasiat dalam pengobatan. Hewan sekecil kutu anjing ini, berdasarkan hasil penelitian mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yakni Dindin Hidayatul Mursyidin, Salahuddin Muhammad, Dian Pribadi Perkasa, Sekendriana, dan Prabowo, mampu mengatasi diabetes, migrain, dan rematik.
Undur-undur mengandung lemak total antara 17,22-21,56 persen.
Kandungan asam lemak omega-3 total (EPA dan DHA) di dalamnya juga cukup tinggi, berkisar antara 7,75-14,48 persen lebih tinggi dibandingkan dengan jenis crustacea lain seperti udang, lobster, dan beberapa jenis kepiting. Adanya asam lemak omega-3 dalam undur-undur diyakini dapat menaikkan kadar insulin, sehingga bisa menurunkan kadar gula pada pasien DM.
Kandungan lain dalam binatang ini yang menjadikannya berfungsi sebagai antidiabetes adalah sulfonilurea. Zat ini melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin. Ketika insulin dalam tubuh menurun, sementara kadar glukosa darah meningkat, akan terjadi ketidakseimbangan. Keseimbangan akan kembali diperoleh saat insulin kembali diproduksi secara alami oleh sulfonylurea.
Serangga ini juga berkhasiat melancarkan peredaran darah. Binatang ini mirip cacing tanah dan lintah yang dapat menembus atau menghancurkan gumpalan-gumpalan dalam pembuluh darah. Undur-undur dapat membuat regenerasi sel menjadi lebih baik. Oleh karena itu, binatang ini harus dikonsumsi dalam keadaan hidup agar dapat bekerja lebih optimal.
Ternyata, alam dengan segala misteri dan keanekaragaman yang ada di dalamnya memang diperuntukkan bagi manusia. Kembali ke alam sebenarnya merupakan jalan keluar yang dapat dijadikan alternatif yang patut diupayakan untuk menemukan solusi permasalahan manusia sebelum menempuh jalur yang lebih rumit.
Sumber: wikipedia Indonesia/undur-undur (27 November 2008, 14:35)
Desember 14, 2008 pada 7:01 am
Melliza Wulansari (10605037)
untuk poster apakah harus di print out sebesar A3? karena menurut saya ini membebani biaya yang dikeluarkan. Belum lagi, bahan yang akan dijadikan poster bukan tugas akhir untuk kebanyakan orang.
Saya mengusulkan apakah tidak lebih baik jika dibuat dalam bentuk A4 seperti yang di tempel di dinding lantai 3 bagian barat dekat lab hewan?
Desember 15, 2008 pada 8:06 am
devry Andry (10605090)
pak, saya ingin membuat tulisan mengenai pengolahan limbah cair karena saya telah melakukan penelitian tersebut pada sat saya Kerja Praktek
PENGARUH WAKTU TINGGAL HIDROLIK TERHADAP KINERJA BIOREAKTOR ANAEROBIK DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAPIOKA
Industri tapioka merupakan industri yang menghasilkan limbah karena tapioka yang dihasilkan dari sistem pengolahan ubi kayu hanya berkisar 20-25% b/b dari berat ubi kayu yang diolah. Industri ini menghasilkan limbah baik limbah padat maupun limbah cair yang mengandung bahan-bahan organik dengan konsentrasi yang tinggi. Proses anaerobik merupakan proses yang sesuai untuk limbah yang mengandung bahan organik yang tinggi dengan produk akhirnya berupa gas metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu tinggal limbah terhadap kinerja bioreaktor anaerobik dalam mengolah limbah cair industri tapioka menjadi gas metana (CH4).
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi dengan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk tabel dan grafik kemudian dianalisis secara deskriptif. Setiap hari dilakukan pengeluaran limbah dari masing-masing tank. Pada methane tank-1 limbah dikeluarkan sebanyak 1300 ml, methane tank-2 dikeluarkan sebanyak 4200 ml dan methane tank -3 sebanyak 2500 ml. Limbah yang telah dikeluarkan kemudian diganti dengan limbah segar sebanyak jumlah limbah yang dikeluarkan tersebut. Volume limbah dari masing-masing methane tank pada bioreaktor dipertahankan sebanyak 10 L untuk methane tank-1, 50 L untuk methane tank-2 dan methane tank-3. Masing-masing methane tank memiliki waktu tinggal hidrolik (WTH) selama 7,7 hari untuk methane tank-1, 11,9 hari untuk methane tank-2 dan 20 hari untuk methane tank-3. Pengamatan dilakukan pada jumlah produksi gas harian, kandungan metana, volatile fatty acid, total padatan terlarut, padatan terlarut volatil, T-COD, dan nilai pH harian masing-masing reaktor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tinggal hidrolik (WTH) pada reaktor methane tank-3 memiliki kinerja yang lebih baik dalam mengolah limbah cair tapioka dibandingkan dengan waktu tinggal hidrolik (WTH) pada reaktor methane tank-1 dan reaktor methane tank-2.
terima kasih
Desember 18, 2008 pada 5:46 am
Irma Herdiyanti (10605036)
Tay-Sach Disease
Tay-Sachs merupakan salah satu penyakit keturunan. Tay-Sachs akan berkembang jika gen diturunkan dari kedua orangtuanya. Sedangkan jika gen hanya diturunkan dari salah satu orangtua, maka tidak akan berkembang menjadi penyakit Tay-Sachs tapi keturunannya akan menjadi pembawa penyakit Tay-Sach (carrier). Gen Tay-Sachs terletak pada kromosom 15 yang merupakan pengkode enzim hexoamidase-A. Ketiadaan gen Tay-Sachs pada kromosom 15 menyebabkan lisosom tidak dapat menghasilkan enzim hexoamidase. Akibatnya, lipid yang disebut GM2 ganglioside terakumulasi di luar batas normal pada sel, terutama sel saraf pada otak. Mula-mula sel akan menggelembung dan akhirnya dapat menimbulkan kerusakan pada sel. Proses ini terjadi saat fetus mulai terbentuk pada kehamilan. Namun pada saat bayi lahir, akan terlihat normal, belum ada gejala yang menunjukkan adanya penyakit Tay-Sach. Setelah berumur 3-4 tahun, sistem saraf akan semakin memburuk sehingga tidak dapat mendukung dirinya sendiri. Biasanya penderita penyakit Tay-Sachs meninggal ketika masih anak-anak (sekitar 5 tahun).
Beberapa gejala yang ditimbulkan penyakit Tay-Sachs dapat menimbulkan bayi kesulitan merangkak, duduk, atau menggapai sesuatu bahkan dapat menimbulkan penurunan mental, kebutaan, tuli, ataupun susah menelan. Kemudian otot berhenti tumbuh sehingga dapat menimbulkan kelumpuhan. Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit Tay-Sachs. Namun masih terus dilakukan penelitian. Salah satunya dengan terapi enzim pengganti hexoamidase. Namun terapi ini mengalami kesulitan karena enzim yang seperti hexoamidase-A tidak dapat masuk ke otak yang dilindungi oleh darah. Transplantasi stem sel dengan umbilical cord belum memiliki informasi spesifik yang cukup. Beberapa cara yang potensial untuk dapat menyembuhkan Tay-Sachs diantaranya terapi gen, pharmacological chaperone therapy, dan neural stem cell therapy.
Februari 15, 2009 pada 8:14 am
rahma (10407017)
Produksi Insulin Dibutuhkan Dalam Jumlah Besar Di Indonesia
Insulin dalah hormon (tersusun atas protein) yang disekresi oleh kelompok sel didalam pancreas yang disebut sebagai sel islet (Islet cell). Selain berfungsi untuk menghasilkan insulin, packreas yang terletak dibelakang lambung memproduksi enzim yang berfungsi utntuk membantu proses pencernaan dan berbagai hormone. Karbohidrat yang diserap dari usus menuju aliran darah. Insulin yang di sekresikan oleh pancreas merespon kenaikan gula di dalam darah.
Tanpa insulin, kita akan tetap merasa lapar meskipun makan makanan dalam jumlah yang banyak. Kekurangan insulin didalam tubuh berarti seseorang tersebut akan mengidap penyakit diabetes. Diabetes di kelompokkan Diabetes type 1 dan diabetes type 2. kekurangan insulin di dalam tubuh dapat digantikan dengan bantuan insulin yang dibuat diluar tubuh dan di masukkan ke dalam tubuh dengan cara disuntik.
Pertama kali, insulin buatan diperoleh dari isolasi insulin pada sapi atau babi. Insulin yang di isolasi dari sapi maupun babi bekerja dengan baik di tubuh manusia tetapi beberapa kasus ditemukan adanya reaksi alergi. Maka, di tahun 1980, teknologi menemukan cara untuk membuat insulin komersial yang berasal dari manusia. Insulin yang berasal dari manusia tidak akan menginduksi terjadinya reaksi alergi karena protein yang dimasukkan ke dalam tubuh, bukanlah protein asing ( semua manusia memiliki insulin yang sama. Maka, sistem imun tidak ”melihat” protein tersebut sebagai benda asing). Teknologi yang digunakan memanfaatkan teknologi rekombinan DNA. Gen manusia yang telah di kode di salin (copied) dan di masukkan ke dalam bakteri. Seiring dengan pertumbuhan bakteri, insulin akan dihasilkan dalam jumlah yang banyak. Setelah insulin dihasilkan oleh bakteri, insulin kemudian di ektraksi. Kemudian, diperoleh insulin manusia dalam keadaan murni. Teknologi ini sangat menguntungkan industri farmasi. Kebutuhan insulin di Indonesia akan terpenuhi dengan baik. Penetilian yang dilakukan menyebutkan bahwa penderita diabetes di Indonesia mencapai angka besar. Indonesia menduduki peringkat ke empat dalam daftar jumlah penderita diabetes di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Diabetes dapat mengakibatkan berbagai komplikasi penyakit seperti stroke, jantung koroner, dan penyakit saraf lainnya.
Menurut Menteri kesehatan Siti Fadilah Supari dalam Kongres Nasional VI Persatuan Diabetes Indonesia di Jakarta pada Sabtu (3/9) perlu ada penanggulangan dan upaya pencegaahan dalam mengurangi jumlah penderita diabetes di Indonesia. Jika tidak dilakukan pencegahan dari sekarang, ditakutkan jumlah penderita penyakit diabetes ini akan semakin banyak. Cara yang paling mudah untuk mencegha munculnya penyakit ini adalah dengan memperhatikan pola makanan yang di konsumsi, melakukan olahraga yang teratur dan menghindari stres. Diabetes dapat dihindari jika anda hidup dengan sehat dan teratur.
Februari 15, 2009 pada 8:36 am
calminside
maaf pak, setelah di periksa kembali , banyak kesalahan dalam pengetikan. Artikel yang telah saya perbaiki, saya kirim kembali.
Terima kasih, Pak.
Februari 15, 2009 pada 8:44 am
rahma (10407017)
Produksi Insulin di Butuhkan dalam Jumlah Besar di Indonesia
Insulin dalah hormon (tersusun atas protein) yang disekresi oleh kelompok sel didalam pankreas yang disebut sebagai sel islet (Islet cell). Selain berfungsi untuk menghasilkan insulin, pankreas yang terletak dibelakang lambung memproduksi enzim yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan dan berbagai hormon. Karbohidrat yang diserap dari usus menuju aliran darah. Insulin yang di sekresikan oleh pankreas merespon kenaikan gula di dalam darah.
Tanpa insulin, kita akan tetap merasa lapar meskipun makan makanan dalam jumlah yang banyak. Kekurangan insulin didalam tubuh berarti seseorang tersebut akan mengidap penyakit diabetes. Diabetes di kelompokkan diabetes type 1 dan diabetes type 2. Kekurangan insulin di dalam tubuh dapat digantikan dengan bantuan insulin yang dibuat diluar tubuh dan di masukkan ke dalam tubuh dengan cara disuntik.
Pertama kali, insulin buatan diperoleh dari isolasi insulin pada sapi atau babi. Insulin yang di isolasi dari sapi maupun babi bekerja dengan baik di tubuh manusia tetapi beberapa kasus ditemukan adanya reaksi alergi. Maka, di tahun 1980, teknologi menemukan cara untuk membuat insulin komersial yang berasal dari manusia. Insulin yang berasal dari manusia tidak akan menginduksi terjadinya reaksi alergi karena protein yang dimasukkan ke dalam tubuh, bukanlah protein asing ( semua manusia memiliki insulin yang sama. Maka, sistem imun tidak ”melihat” protein tersebut sebagai benda asing). Teknologi yang digunakan memanfaatkan teknologi rekombinan DNA. Gen manusia yang telah dikode kemudian di salin (copied) dan di masukkan ke dalam bakteri. Seiring dengan pertumbuhan bakteri, insulin akan dihasilkan dalam jumlah yang banyak. Setelah insulin dihasilkan oleh bakteri, insulin kemudian di ektraksi. Kemudian, diperoleh insulin manusia dalam keadaan murni. Teknologi ini sangat menguntungkan industri farmasi. Kebutuhan insulin di Indonesia akan terpenuhi dengan baik. Penelitian yang dilakukan menyebutkan bahwa penderita diabetes di Indonesia mencapai angka besar. Indonesia menduduki peringkat ke empat dalam daftar jumlah penderita diabetes di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Diabetes dapat mengakibatkan berbagai komplikasi penyakit seperti stroke, jantung koroner, dan penyakit saraf lainnya.
Menurut Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dalam Kongres Nasional VI Persatuan Diabetes Indonesia di Jakarta pada Sabtu (3/9) perlu ada penanggulangan dan upaya pencegahan dalam mengurangi jumlah penderita diabetes di Indonesia. Jika tidak dilakukan pencegahan dari sekarang, ditakutkan jumlah penderita penyakit diabetes ini akan semakin banyak. Cara yang paling mudah untuk mencegha munculnya penyakit ini adalah dengan memperhatikan pola makanan yang di konsumsi, melakukan olahraga yang teratur dan menghindari stres. Diabetes dapat dihindari jika anda hidup dengan sehat dan teratur.
Februari 17, 2009 pada 5:13 pm
titania
Lebih Dekat Dengan Indra
Saya tidak akan mengulas tentang Indra tetangga Anda atau Indra pegawai di kantor Anda yang mangkir minggu kemarin, tentu saja. Atau siapapun yang bernama Indra. Pada tulisan berikut, saya akan membahas tentang sistem indra yang tentunya sudah dikenal orang banyak semenjak mengenyam bangku sekolah dasar. Sistem indra meliputi penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, dan perabaan, sehingga sistem indra mendapat istilah populernya, yaitu panca (lima) indra. Namun, bagaimana sebenarnya secara spesifik mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit dapat menjadi organ yang membantu mengindrakan segala macam pesan dari luar tubuh?
Setiap organ tersebut memiliki reseptor sensor, yaitu sel saraf terspesialisasi yang dapat mendeteksi stimulus, seperti cahaya yang ditangkap oleh mata, juga molekul-molekul bau yang tercium oleh hidung. Pendeteksian stimulus ini membuat reseptor sensor mengubah sinyal molekul menjadi sinyal elektrik. Konversi ini disebut transduksi sensor.
Transduksi sensor dimulai ketika, contohnya pada hidung, molekul bau menempel pada sel reseptor sensor yang terdapat pada membran mukus hidung. Lebih spesifik lagi, molekul bau ini berikatan dengan protein yang terdapat pada membran sel reseptor sensor. Menempelnya molekul ini menyebabkan terbukanya channel-channel ion pada membran sehingga terjadi perubahan potensial pada membran. Jalur ini layaknya efek domino, maka ketika terjadi perubahan potensial, setiap sel reseptor akan membentuk sinaps dengan sel saraf lain. Neurotransmiter kemudian akan mendekat ke membran sel dan keluar ke celah sinaps. Neurotransmiter ini akan diterima oleh sel saraf lain dan potensial aksi dari penyampaian sebuah stimulus ke otak melalui sel-sel saraf pun dimulai.
Otak akan menerima pesan stimulus ini kemudian mengolah dengan mengintegrasikan pesan yang didapat dengan informasi lain yang terekam dalam otak. Hasil pengolahan ini disebut persepsi. Akibatnya, seseorang dapat mencium bau sesuatu dan mampu menebak bau apa atau berasal dari mana karena otak telah mengubah molekul bau tadi menjadi suatu persepsi.
Panca indra sangat penting dan krusial bagi kehidupan makhluk hidup. Manusia telah sering melihat dan mempelajari betapa pentingnya panca indra pada hewan, misalnya penglihatan yang tajam pada burung hantu atau juga penciuman yang memandu ikan salmon kembali ke sungai untuk bereproduksi. Telur ikan salmon yang disimpan di dasar sungai akan menjadi larva. Larva ini tumbuh menjadi ikan salmon muda yang bermigrasi ke sungai, ketika telah dewasa, salmon akan kembali ke sungai tempat ia berasal dengan bantuan penciumannya yang mencari bau-bauan yang berasal dari tumbuhan atau tanah di sungai tersebut. Salmon dapat mengenal bau-bauan tersebut karena informasi itu telah terekam di otaknya ketika masih menjadi salmon muda. Tidak hanya itu, salmon juga mengandalkan sudut cahaya matahari dengan matanya dan arus aliran sungai dengan gurat sisi pada kulitnya untuk memandu mereka ke sungai yang tepat.
Maka, mengingat panca indra membuat makhluk hidup menjadi sempurna dalam menjalankan kehidupannya, sangatlah bijaksana jika Anda, juga saya, menjaga organ-organ luar biasa yang telah dikaruniai Tuhan ini.
Februari 17, 2009 pada 5:22 pm
titania
maaf Pak, yang di atas (titania) ini saya, Hawa Firdausi (10407027). saya lupa kalau sudah masuk wordpress saya berarti saya akan log ini comment dengan user name saya di wordpress. terima kasih, Pak. mudah-mudahan Bapak bisa memberikan saran dan komentar terhadap tulisan saya.
Maret 29, 2009 pada 6:42 pm
ridwan
dari 75 komentar diatas..
kok belum ada yang dikomentari ya?
lagi sibuk ya pak?
Juni 10, 2009 pada 9:48 am
faisal salampessy
aswrwb,yth, bapak Taufikurrahman.
asosiasi gaharu indonesia(asgarin) pohon gaharu tdk akan punah dindonesia,krn metode pengambilan gaharu dihutan alam hanya pd pohon gaharu tumbang dan pohon kering krn sudah mengandung gaharu yng harganya sdh 5 s/d 20 juta perkg,tdk ada ekspoloitasi tak nterkontrol lg,apalg sekarang masyarakat dan pengusaha terantusias utk menanam gaharu bahwa penelitian ttng inokulasi gaharu olh perguruan tinggi lebih konsern u.budidaya.
saya mengajak bp utk kita DISKUSI TTNG GAHARU atau mungkin kampus bapak siap melaksanakan WORKSHOP AGARWOOD agr mahasiswa ttng gaharu dan manfaatnya,hub kami segera
salam asgarin
Agustus 10, 2009 pada 4:49 pm
mvg klan
mvg cossacsk back tower en harika sitesi olup dünyaya acılıyoruz türk cossacsk
Oktober 10, 2009 pada 4:49 pm
Dauli Hamba Allah
Banyaknya Musibah yang menimpa kita semua khususnya Umat Islam tentulah suatu pertanda bahwa apa yang kita Perbuat selama ini dalam khidupan berAgama itu belumlah sesuai dengan apa yang diKehendaki dan diRidhoi oleh Allah Swt itu. Untuk itulah kita perlu mengEvaluasi dan mengIntrospeksi diri kita masing-masing tentang sudah sejauh mana kita Berbuat selama ini dalam kehidupan berAgama kita itu. Untuk itu mudah-mudahan tulisan ini dapat membantu kita untuk melakukan hal itu dengan baik.
Oktober 10, 2009 pada 4:57 pm
Dauli Hamba Allah
Banyaknya Musibah yang menimpa kita semua khususnya Umat Islam tentulah suatu pertanda bahwa apa yang kita Perbuat selama ini dalam khidupan berAgama itu belumlah sesuai dengan apa yang diKehendaki dan diRidhoi oleh Allah Swt itu. Untuk itulah kita perlu mengEvaluasi dan mengIntrospeksi diri kita masing-masing tentang sudah sejauh mana kita Berbuat selama ini dalam kehidupan berAgama kita itu. Untuk itu saya punya beberapa tulisan yang mungkin dapat membantu kita untuk melakukan hal itu dengan baik. Saya minta bantuan untuk komentarnya mengenai hal ini. Salam kenal dari saya.
Dauli