Indeks pembangunan Manusia (IPM) adalah merupakan satu ukuran keberhasilan pembangunan suatu daerah atau kota, dengan tolok ukur berupa tingkat pendidikan, kesehatan dan daya beli masyarakat. Menurut data terakhir (2006), IPM kota bandung jeblok di urutan ke 49 (sumber: BAPPENAS 2006, BPS Pusat 2007). Urutan tersebut bahkan dibawah IPM kota Sorong yang jauh terpencil di timur (Papua). Fakta ini sungguh memprihatinkan kita.

Sebenarnya dijaman kepemimpinan Aa Tarmana sebelumnya, IPM kota Bandung sudah lumayan baik, mencapai urutan ke 14 di tahun 2002, setelah sebelumnya urutan ke 28. Tapi sayang, begitu kepemimpinan beralih pada periode 2003-2008, IPM kota Bandung terus melorot tak terbentung! Tahun 2003 urutan ke 20, tahun 2004 urutan ke 24, tahun 2005 urutan ke 43, dan data terakhir tahun 2006 kota Bandung harus puas bercokol di urutan ke 49. Di Jawa barat sendiri, IPM kota bandung berada pada posisi ke 4, sementara juaranya adalah Depok yang konsisten mempertahankan tingkat IPMnya di tahun 2005 dan 2006 (bahkan Depok juga juara ketiga peringkat IPM tingkat nasional. Itu prestasi kader PKS yang jadi Walikotanya: Dr. nurmahmudi Ismail).

Mengapa IPM kota Bandung sejak tahun 2003 hingga sekarang terus melorot ? Jawabannya jelas, adalah karena pimpinannya, yang disebut oleh media sebagai “matahari tunggal” di kota Bandung saat itu, tidak memiliki visi, misi, strategi dan program yang jelas untuk memajukan kota dan mensejahteraan warga kota Bandung ! Itulah kelebihan “pengalaman” yang dimiliki oleh walikota yang lalu, yakni PENGALAMAN GAGAL dalam membangun dan mensejahterakan warga kota Bandung, sehingga indeks pembangunan manusia kota Bandung berada pada posisi terpuruk. Apakah warga kota Bandung rela bila dalam lima tahun kedepan kota Bandung kembali dipimpin oleh orang yang telah menunjukkan kegagalannya dalam mensejahterakan warga kota Bandung ?

Sekaranglah saatnya kota Bandung dipimpin oleh yang muda dan TReNDI, yang siap membawa perubahan kota Bandung menuju kondisi yang lebih baik . Bandung harus membebaskan dirinya dari kungkungan keterpurukan, dan peluang itu ada didepan mata warga kota Bandung. Keputusan itu ada ditangan warga kota Bandung sendiri, apakah akan membiarkan kota ini semakin terpuruk dengan gaya kepemimpinan yang sebelumnya, ataukah akan bangkit bersama yang muda dan TReNDI, melawan keterpurukan tersebut, dan membawa Bandung menuju kota kreatif, nyaman dan sejahtera ! Semoga Allah swt memberikan kasih sayangnya kepada warga kota bandung sehingga mereka tidak salah dalam memimpin Walikotanya untuk lima tahun kedepan.